"Itu karena kita inginkan pada lebaran harganya nggak naik melonjak tinggi, jadi peternak diberi ruang dulu naik sekarang sedikit karena peternak selama ni dalam 4 bulan rugi terus, nah kalau dia rugi terus nanti dilebaran karena permintaan meningkat dia akan genjot harga tinggi sekali jadi itu akan merugikan konsumen," ujar Bayu Krisnamukti, Wakil Menteri Perdagangan, di Jakarta, Rabu (26/5/2014).
Bayu menjelaskan, dampak kenaikan harga daging ayam tersebut kepada peternak sudah mulai dirasakan sekarang. Menurutnya, peternak mendapatkan keuntungan dari naiknya harga daging dipasaran.
"Sekarang sudah ada rasa sedikit keuntungan jadi tidak ada perlu harus memaksa kenaikan tinggi pada saat lebaran itu langkah yang strtegis," jelasnya.
Dengan naiknya harga daging ayam, Bayu memprediksi harga daging ayam pada bulan ramadhan tidak akan naik terlalu tinggi. Kenaikan akan lebih bertahap dan relatif terkontrol oleh pemerintah.
"Harganya turun tidak, tetapi mudahan-mudahan naiknya tidak terlalu tinggi, jangan sampai ada lonjakan terlalu tinggi yang tidak perlu dan rasional. Saya kira naiknya ke level Rp 14.000-Rp 17.000 per kg di peternak, kemudian menjelang itu Ramadhan naik jadi Rp 19.000 sehingga di harga konsumennya sekarang naik menjadi Rp 26.000, Rp 27.000 atau Rp 28.000 nanti naiknya di Rp 29.000 sampai Rp 30.000, jadi tidak terlalu loncat," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.