Investasi baru itu diharapkan mampu mendorong produktivitas layanan bisa meningkat tajam. Sejauh ini Tanjung Priok masih terus memerlukan tambahan investasi seiring pertumbuhan arus peti kemas. Untuk itu penyesuaian biaya kepelabuhanan (cost handling container /CHC) perlu dilakukan untuk menambah efisiensi di pelabuhan.
Sekretaris Asosiasi Pengelola Terminal Petikemas Indonesia (APTPI) Paul Krisnadi dalam keterangan resminya, Senin (2/6/2014) menjelaskan, selama periode 2008-2013 tiga operator di pelabuhan Tanjung Priok tersebut terus meningkatkan investasinya guna melayani arus barang ekspor-impor yang volume dan frekuensinya semakin tinggi.
Selama periode tersebut, JICT telah menghabiskan investasi sebesar 151 juta dollar AS untuk membeli peralatan, meng-upgrade sistem serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Langkah yang sama juga dilakukan KOJA yang telah meningkatkan investasi sebesar 50 juta dollar AS guna meningkatkan kapasitas bongkar muat dari sekitar 600.000 TEU (Tweenty-foot Equivalent Units) menjadi sekitar 1 juta TEU pada saat ini.
Investasi baru juga dilakukan KOJA dengan memperkuat teknologi dan melakukan pembelian peralatan baru untuk melayani kebutuhan konsumen yang terus meningkat dengan lebih efisien. Adapun MAL juga terus meningkatkan kinerja operasionalnya dengan menambah investasi sebesar lebih dari 6 juta dollar AS.
"Investasi baru senilai lebih dari 207 juta dollar AS tersebut mampu mendorong produktivitas dan layanan di tiga operator Pelabuhan Priok meningkat tajam. Dengan teknologi baru dan sistem yang lebih baik kinerja pelabuhan Priok lebih efektif dan efisien," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.