Kredit tersebut diakui BRI digunakan untuk mendorong perkembangan usaha mikro. Sejak Januari 2014 hingga April 2014, BRI berhasil menyalurkan KUR sebesar Rp 9,5 triliun untuk lebih dari 700.000 debitor. Sebab, pada akhir 2013 lalu, total KUR BRI mencapai Rp 87 triliun.
”Jadi, KUR kita tembus Rp 96,5 triliun sampai akhir April 2014 sejak KUR diluncurkan tahun 2007,” kata Sekretaris Perusahaan BRI Budi Satria dalam keterangan resmi, Senin (2/6/2014).
Budi menerangkan, hingga akhir April 2014, BRI telah menyalurkan KUR kepada hampir 10 juta debitur. Meski cukup ekspansif, perseroan tetap berhati-hati dalam menyeleksi calon debitor KUR.
Hal tersebut terlihat dari persentase kredit bermasalah (non performing loan/NPL) KUR yang hanya sebesar 2,34 persen. “Target kami memang usaha mikro dan pengusaha pemula, utamanya di pasar-pasar dan sentra-sentra perekonomian rakyat. Namun selain ekspansif kami juga melakukan pendampingan dan pembinaan. Hasilnya, bisa terlihat NPL KUR sangat terjaga pada level yang ideal,” ujar Budi.
Sektor ekonomi dan usaha yang menyerap KUR BRI masing-masing perdagangan dan bisnis kuliner mencapai 61 persen, disusul dengan pertanian 14,23 persen. Tidak hanya meningkatkan ekspansi KUR,
BRI juga mendorong peningkatan kualitas dan kapasitas debitur KUR. Hal tersebut terlihat dari munculnya aksi migrasi ratusan ribu debitur KUR BRI ke kredit komersil BRI “Yang naik kelas hampir satu juta debitur KUR ke Kredit Komersil BRI. Pinjaman mereka tercatat Rp 15,429 triliun,” ucap Budi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.