Meski sama-sama mengusung konsep ekonomi kerakyatan, namun masing-masing pasangan memiliki intepretasi sendiri mengenai implementasinya.
Staf pengajar Unika Soegijapranata Semarang, Angelina Ika Rahutami mengungkapkan, Prabowo-Hatta cenderung pragmatis dalam menjalankan kebijakan ekonominya, langsung ke sasaran (straight forward), peluang swasta ‘bergerak’ sangat tinggi. Namun, konsep ekonomi yang diusung pasangan ini cenderung akan memberikan beban berat di APBN
Sementara itu, pasangan Jokowi-JK lebih didukung tim akademik. Selain itu, kebikajan ekonomi yang diusung dinilai lebih prudent serta protektif via regulasi. Hal lainnya adalah perubahan tidak instan.
"Namun untuk kedua pasangan, harga pangan harus ada kebijakan kedaulatan pangan yang jelas. Pertanian harus tetap menjadi fokus meski kontribusinya semakin rendah. Kedaulatan pangan perlu upaya untuk meningkatkan nilai tukar pertanian," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (3/6/2014).
Hal lain yang juga harus diperhatikan kedua pasangan adalah untuk tidak melakukan pemborosan APBN hanya untuk menyenangkan segelintir rakyat. "Lebih baik difokuskan pada pengelolaan subsidi APBN untuk ketahanan energi dan ketahanan pangan," lanjutnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.