Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Energi Panas Bumi Indonesia Belum Bisa Murah

Kompas.com - 04/06/2014, 11:22 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Energi baru terbarukan panas bumi sebagai alternatif energi fosil yang kian mahal tampaknya juga belum mampu menjadi subtitusi energi primer pembangkit listrik. Abadi Poernomo, Chairman Asosiasi Panas Bumi Indonesia, menuturkan, panas bumi di Indonesia masih mahal dibanding batubara.

"Kalau lebih mahal dari batubara itu ya. Karena batubara itu sekitar 7 sen dollar AS per KWh," ujarnya ditemui di EBTKE Con-Ex, di JCC, Jakarta, Rabu (4/6/2014).

Sementara itu, pemerintah berencana mematok harga panas bumi antara 11,5 hingga 29 sen dollar AS per KWH.

Abadi mengatakan, harga panas bumi memang mahal lantaran biaya produksi, yakni dari eksplorasi hingga eksploitasi, hampir sama dengan minyak bumi. Alasan lain, masa eksplorasi panas bumi cukup panjang, sampai dengan 7 tahun. Pengusaha panas bumi selama itu belum mendapatkan revenue. Barulah pada tahun ke delapan atau ke sembilan, mereka bisa menikmati hasil usahanya.

"Sehingga kalau kita katakan, bahwa napasnya itu harus panjang, karena investasinya juga besar," kata dia.

Ditemui pada kesempatan sama, Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM Tisnaldi menambahkan, harga panas bumi mahal lantaran dalam eksplorasinya masih terdapat sejumlah kendala seperti perizinan. Dia mengatakan, untuk itu pemerintah dalam waktu dekat akan merevisi Undang-Undang Panas Bumi, serta mempermudah perizinan.

Dia juga mengatakan, ada risiko kegagalan pengeboran yang masih tinggi. Tisnaldi menjelaskan, dari 2 sumur yang dibor, rasio keberhasilannya hanya 50 persen, alias satu sumur saja.

"Sehingga biayanya masih relatif cukup tinggi, mahal, sekitar 8-9 juta dollar AS per 1 sumur. Sehingga kalau risiko gagalnya cukup tinggi akan memengaruhi keekonomian," ujarnya.

Selain itu, lanjut Tisnaldi, potensi panas bumi terdapat di gunung, di mana belum ada insfrastruktur sehingga investasi untuk infrastruktur panas bumi pun menjadi cukup mahal. "Kadang-kadang ada yang perlu membuat jalan 30 km lebih agar mereka bisa bawa rig buat ngebor. Jadi butuh investasi yang tidak sedikit untuk infrastruktur," kata dia.

Sebagai informasi, Indonesia menyimpan potensi panas bumi hingga 28.000 megawatt. Namun, hingga saat ini, baru 1.341 megawatt yang sudah dimanfaatkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com