Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: Rupiah Melemah, Pasar Merespon Kondisi Pilpres

Kompas.com - 05/06/2014, 12:51 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -  Bank Indonesia (BI) memandang kondisi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dipengaruhi situasi domestik maupun global. Untuk domestik, Gubernur BI Agus DW Martowardojo mengungkapkan, perkembangan politik turut berpengaruh terhadap nilai tukar.

"Ada memang terlihat kondisi pelaksanaan pilpres itu ada satu mekanisme kampanye dimana calonnya cuma 2 dan ada satu persaingan yang cukup ketat. Itu juga direspons oleh pelaku pasar," kata Agus di Hotel Borobudur, Kamis (5/6/2014).

Meskipun demikian, Agus memandang pelemahan rupiah tersebut hanya bersifat musiman alias temporer. Adapun kondisi domestik lain yang juga turut berdampak pada pelemahan nilai tukar adalah neraca perdagangan Indonesia yang masih tercatat defisit sebesar 1,96 miliar dollar pada bulan April 2014 lalu.

Namun demikian, kondisi ini pun temporer. Menurut Agus, untuk melihat kondisi nilai tukar, maka neraca perdagangan harus diperhatikan. Apabila defisit neraca perdagangan tercatat defisit yang begitu besar, maka nilai tukar pun akan sulit untuk menguat.

"Jadi memang perlu effort bagaimana kita memperbaiki defisit transaksi berjalan. Bagaimana kita perbaiki ekspor agar meningkat. Tapi impor kita kan besar. Kalau terkait nilai tukar, yang paling sederhana kita lihat neraca perdagangan kita seperti apa," papar Agus.

Beberapa waktu lalu, Menteri Keuangan (Menkeu) M Chatib Basri pun memandang pelemahan rupiah tersebut sejak persaingan pasangan calon presiden (capres) semakin ketat. "Melemah sejak pilpres semakin ketat. Dua calon semakin ketat jaraknya. Itu kemudian pasar merespon karena buat pasar yang penting pasti. Kalau ketat kan belum tahu," kata Chatib.

Informasi saja nilai tukar rupiah di pasar spot hingga sekitar pukul 12.00 WIB, seperti dikutip dari Bloomberg, berada di posisi Rp 11.889 per dollar AS. Adapun kurs tengah Bank Indonesia hari ini dipatok pada 11.874.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Whats New
Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Whats New
Syarat dan Cara Pinjam Uang di Pegadaian, Bisa Online Juga

Syarat dan Cara Pinjam Uang di Pegadaian, Bisa Online Juga

Earn Smart
Memenangkan Ruang di Hati Pelanggan

Memenangkan Ruang di Hati Pelanggan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com