Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Freeport Jadi Bola Panas Pemerintah Baru

Kompas.com - 09/06/2014, 09:57 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -
Hasil renegosiasi kontrak karya (KK) antara Pemerintah Indonesia dengan PT Freeport Indonesia bakal menjadi bola panas bagi pemerintah baru. Nyaris semua poin penting renegosiasi dituntaskan pada periode ini, sementara pelaksanaannya diserahkan ke pemerintah baru.

Satu contoh, Freeport setuju untuk melepas saham (divestasi) sebesar 20,64 persen untuk memenuhi porsi divestasi sebanyak 30 persen. Freeport hanya wajib menjual 20,64 persen karena kini Indonesia sudah memiliki 9,36 persen saham. Kesepakatan ini akan dituangkan dalam memorandum of understanding (MoU) amandemen kontrak karya.

Asal tahu saja, MoU ini menjadi payung membahas amandemen KK. Berdasarkan informasi yang diperoleh KONTAN, pelaksanaan divestasi ini akan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama, Freeport menjual 10,64 persen saham setahun pertama setelah kesepakatan amendemen KK.

Jika pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono meneken MoU tahun ini dan pemerintah baru bisa menyelesaikan amandemen KK tahun depan, tahun 2016 Indonesia bisa membeli 10,64 persen saham Freeport. (baca: Kontrak Freeport Diperpanjang sampai 2041, Ini Pertimbangan Pemerintah)

Tahap kedua, Freeport akan melepas saham 10 persen. "Sisa 10 persen saham kewajiban divestasi harus dituntaskan sebelum kontrak karya Freeport berakhir tahun 2021," ungkap Sukhyar, Direktur Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Jumat (6/6/2014).

Harga saham divestasi dihitung dari dana yang dikeluarkan Freeport selama beroperasi di Indonesia (replacement cost).

Dalam catatan pemerintah, sejak beroperasi tahun 1967 hingga 2012, perusahaan asal Amerika Serikat ini sudah menggelontorkan investasi 8,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp 102,34 triliun (kurs 1 dollar AS=Rp 11.900).  Artinya, jika ingin membeli 10,64 persen saham divestasi tahap awal, pemerintah harus merogoh 915 juta dollar AS (Rp 10,89 triliun). Tahap berikutnya, Indonesia harus membayar 860 juta dollar AS (Rp 10,23 triliun) untuk membeli 10 persen saham Freeport Indonesia.

Dus, perlu 1,78 miliar dollar AS (sekitar Rp 21,18 triliun) untuk membeli 20,64 persen saham Freeport Indonesia.

Jika pemerintah tak menggunakan haknya, saham divestasi itu akan ditawarkan secara berturut-turut kepada Badan usaha Milik Negara (BUMN), kemudian ke pemerintah daerah atau BUMD.

Sejauh ini, peluang pengusaha swasta untuk membeli Freeport belum dibuka. Juru Bicara Freeport Indonesia Daisy Primayanti menyatakan, selain menjual kepada pemerintah, Freeport masih melirik potensi menjual saham via Bursa Efek Indonesia (BEI).

"Besaran yang akan kami tawarkan melalui initial public offering (IPO) masih dibahas dan belum final," katanya, Minggu (8/6/2014).

Pengamat Pertambangan, Simon Sembiring menilai hasil negosiasi ini sebagai kemunduran. Sebab, sebelumnya Freeport wajib menjual 51 persen saham, bukan 30 persen. (Muhammad Yazid, Pratama Guitarra)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Whats New
Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Sepakati Kerja Sama Kementan-Polri, Kapolri Listyo: Kami Dukung Penuh Swasembada

Whats New
Syarat dan Cara Pinjam Uang di Pegadaian, Bisa Online Juga

Syarat dan Cara Pinjam Uang di Pegadaian, Bisa Online Juga

Earn Smart
Memenangkan Ruang di Hati Pelanggan

Memenangkan Ruang di Hati Pelanggan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com