"Realistis, artinya Rp 11.600 sampai Rp 11.800 sepanjang tahun ini adalah range yang realistis," kata Gubernur BI Agus DW Martowardojo seusai rapat Banggar di Gedung DPR, Rabu (11/6/2014) malam.
Menurut Agus, yang masih harus diperhatikan adalah upaya pemerintah dalam memperbaiki transaksi berjalan yang masih defisit. Apabila transaksi berjalan dapat benar-benar dijaga dan ekspor serta impor dapat dijaga pula, maka asumsi-asumsi makro yang disepakati dapat tercapai.
"Kalau bagian ekspor tantangannya komoditi sedang tertekan, khususnya batubara dan palm oil, tapi juga mineral. Sampai sekarang sampai Juni untuk komoditi utama itu masih belum ada kegiatan ekspor. Diharapkan ada upaya best effort untuk perbaiki transaksi berjalan," jelas Agus.
Banggar menyetujui asumsi makro mengenai pertumbuhan ekonomi, inflasi, SPN 3 Bulan, nilai tukar rupiah, harga minyak Indonesia (Indonesia Crude Price/ICP), lifting atau produksi minyak dan lifting gas.
"Kita sepakati pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5 persen, inflasi 5,3 persen, SPN 3 Bulan 6 persen, ICP 105 dollar AS, lifting minyak 818.000 barel per hari dan lifting gas 1.224.000.000 barel setara minyak per hari," kata Ketua Banggar Ahmadi Noor Supit.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.