Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Genjot Penerimaan, Sistem Penarikan Pajak Harus Diperbaiki

Kompas.com - 17/06/2014, 19:18 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Pendapatan pajak Indonesia sangat rendah. Padahal, pajak di Indonesia tertinggi kedua setelah Vietnam di kawasan ASEAN.

"Vietnam negara sosialis, makanya pajak tinggi. Tingkat pajak kita tinggi, tapi pendapatan pajak kita rendah," kata Wijayanto di Media Center Jokowi-JK, Selasa (17/6/2014). Wijayanto menyebut tingkat pendapatan pajak Indonesia hanya 12,3 persen, sementara negara-negara tetangga di kawasan ASEAN mencapai kisaran 15 hingga 16 persen.

Pendapatan pajak yang rendah, ujarnya, kemungkinan karena tax collection yang sulit atau malah pajak yang tidak ditarik. "Yang akan selalu dikembangkan oleh Pak Jokowi adalah sistem. Komplain pengusaha yang bisnis di Indonesia adalah sulit mendapat izin usaha, konflik hukum sulit diselesaikan, dan sulit membayar pajak. Bagaimana pembayaran pajak dibuat semudah mungkin. Gunakan teknologi, membuat sistem online," ujar Wijayanto.

Tak hanya membangun sistem perpajakan, Wijayanto pun mengungkapkan pentingnya mengurangi pertemuan langsung antara wajib pajak dan petugas pajak. Selain itu, sistem harus dibuat sedemikian rupa sehingga wajib pajak tak harus membayar pajak di satu kantor pelayanan pajak saja.

"Ini teknik mujarab untuk menekan korupsi di negara maju, minimalkan pertemuan langsung, opsi dilakukan dimana-mana. Nanti kan pemerintah juga bisa mendeteksi kantor pajak yang bermasalah, dengan melihat jumlah wajib pajak yang bayar di situ. Kalau 1 kantor bermasalah, masyarakat tidak mau bayar di situ," ungkap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com