“Kargo itu dulunya 20 persen diangkut BUMN, sisanya dimakan perusahaan pelayaran. Sekarang rata-rata cargo yang dibawa BUMN mungkin sudah 40 persen. Sisanya, 60 persen, perusahaan pelayaran ribut sendiri. Jadi, kita ribut sendiri, berantem sendiri sama teman-teman,” ungkap Ketua Umum INSA, Carmelita Hartoto, ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta, Selasa (17/6/2014).
Padahal, lanjutnya, dominasi pemerintah dalam persaingan usaha itu dulunya hanya dilakukan oleh Republik Rakyat Tiongkok. “Sekarang Tiongkok enggak begitu lagi. Mereka melihat pengusaha bisa melakukan ini, pemerintah tidak masuk,” katanya.
Carmelita menerangkan, dulu pengusaha Tiongkok pun tidak diberikan kesempatan yang luas untuk berusaha. Semuanya, katanya, diberikan kepada perusahaan pelat merahnya Tiongkok. Namun kondisi berubah, Tiongkok mulai melepaskan apa yang bisa dikerjakan oleh swasta.
Carmelita pun menyindir BUMN maritim yang kini makin ekspansif. “Masa kita mau ngikutin Tiongkok zaman dulu? Kita harus ikutin Tiongkok sekarang dong. Waktu resesi siapa yang belain? Emang BUMN? Pengusaha nasional kan,” ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.