Di tengah tekanan pelemahan dollar AS, rupiah bersama-sama mata uang Asia lainnya melemah cukup tajam hingga penutupan di Jumat (20/6/2014). Menurut riset Samuel Sekuritas Indonesia, harga minyak yang masih tetap tinggi itu menjaga harapan pelemahan mata uang negara-negara pengimpor minyak di Asia.
Saat ini kelompok militer Sunni (ISIS) semakin mendekat ke Baghdad sehingga tekanan terhadap harga minyak masih akan tinggi ke depan. Namun, data China yang membaik pada Senin pagi diproyeksikan bisa membantu penguatan rupiah.
Setelah dikelilingi sentimen pesimisme dari the Fed serta rentetan data buruk, dollar index akhirnya lepas dari tekanan pelemahan. Consumer confidence Zona Eropa yang turun drastis mendorong pelemahan tajam euro sehingga dollar index bertahan di 80.36 hingga akhir perdagangan pekan lalu.
Harga minyak masih bertahan di 115 dollar AS per barrel. Data penting hari ini akan dimulai oleh Manufacturing PMI China pada Senin pagi dan diperkirakan membaik sehingga berpeluang mendorong penguatan mata uang Asia terhadap dollar AS.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.