Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rencana Jokowi "Buyback" Indosat Didukung Banyak Pihak

Kompas.com - 23/06/2014, 13:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Sebagai industri strategis, rencana calon presiden Joko Widodo (JK) membeli kembali atau buyback PT Indosat Tbk mendapatkan dukungan berbagai pihak.

Seperti yang diungkapkan Peneliti Kebijakan Publik Perkumpulan Prakarsa, AH Maftuchan. Menurutnya, rencana Jokowi tersebut muncul pada momentum yang pas. Selain itu, perusahaan-perusahaan strategis bagi negara memang sudah seharusnya sahamnya diinventarisir.

"Telekomunikasi itu kan strategis, karena tidak hanya memenuhi kebutuhan masyarakat, tapi juga pemerintah. Perusahaan-perusahaan strategis seperti telekomunikasi, transportasi, perbankan, dan manufaktur memang perlu diinventaris. Yang penting pemerintah nantinya menyusun skala prioritasnya," kata Maftuchan ketika dihubungi Kompas.com, Senin (23/6/2014).

Menurut Maftuchan, rencana Jokowi tersebut juga bukan merupakan kebijakan yang sulit. "Saya pikir itu sangat relevan ya, apalagi ada asal-usul pertanyaan soal buyback itu. Itu juga bukan sesuatu yang sulit dan tabu," ujar dia.

Lebih lanjut, Maftuchan mengungkapkan rencana tersebut sebenarnya bukan hal baru. Wacana serupa sebetulnya telah terdengar sejak tahun 2011 silam. Waktu itu, pemerintah memiliki rencana menginventaris perusahaan-perusahaan untuk kemudian dilakukan buyback saham.

"Tahun 2011 ada wacana itu. Waktu itu Kementerian BUMN dan Kementerian BUMN menginventaris perusahaan-perusahaan BUMN yang mau di-buyback. Tapi wacana itu menguap begitu saja," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com