Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Depok, Bekasi, dan Tangerang Sumbang Inflasi Tertinggi

Kompas.com - 26/06/2014, 07:39 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) melaporkan, penyumbang utama inflasi selama periode bulan Ramadhan hingga hari raya Idul Fitri adalah kawasan Jawa. Kota Depok, Bekasi, dan Tangerang merupakan beberapa kota penyumbang inflasi tertinggi.

"Di Jawa, kota-kota yang menyumbang inflasi tertinggi dalam 3 tahun terakhir adalah Depok, Bekasi, Tangerang, Bogor, dan Semarang. Secara umum, sumbangan DKI Jakarta, Depok, Bekasi, dan Tangerang menyumbang 31 persen terhadap inflasi nasional," kata Kepala Grup Analisis Ekonomi Doddy Zulverdi di Kantor Pusat BI, Rabu (25/6/2014).

Adapun untuk kawasan Sumatera, kota-kota penyumbang inflasi tertinggi adalah Pangkal Pinang dan Bengkulu. Sementara itu, kota-kota penyumbang inflasi tertinggi di Kawasan Timur Indonesia (KTI) antara lain Samarinda dan Balikpapan.

Doddy mengungkapkan atas dasar pantauan inflasi yag cukup tinggi di kota-kota tersebut, maka BI melalui Kelompok Kerja Nasional (Pokjanas) TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) melakukan koordinasi. Secara khusus, koordinasi juga dilakukan di wilayah Jawa Barat dan Banten.

"Salah satu yang kami lakukan di Pokjanas (Kelompok Kerja Nasional) TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah) khusus di Jawa. Kami sudah rapat koordinasi di wilayah TPID DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat dimana ada kota-kota tadi," ujar dia.

Pada kesempatan yang sama, Asisten Deputi Urusan Ekonomi dan Keuangan Daerah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Sartono mengungkapkan pihaknya telah melakukan pemantauan pola inflasi selama Ramadhan dan hari raya Idul Fitri. Sebanyak 3 kota dijadikan sampel.

"Kami pantau pola inflasi di 3 wilayah, yakni Bengkulu, Depok, dan Samarinda. Kami ambil tiga sampel itu. Polanya ternyata berbeda," ujar Sartono.

Menurut dia, transportasi dan infrastruktur menjadi permasalahan yang menyebabkan tingginya inflasi di 3 sampel wilayah tersebut. "Di Depok, distribusi komoditi harus lewat Jakarta terus ke Depok. Di Samarinda masalahnya transportasi," jelas Sartono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com