Menurut Iman, wilayah timur misalnya Papua, harus dibangun sesuai dengan ketersediaan sumber daya manusia di samping sumber daya alam yang jelas melimpah. “Nah, berarti kita enggak bisa idealis bangun Papua yang jumlah orangnya sedikit, mirip-mirip Jawa membangunnya,” sambung Iman.
Misalkan saja, sambung dia, dari sisi produksi dia membahas soal pengembangan biofuel berbahan dasar tebu. Menurut Iman, ini juga cocok dengan karakteristik atau pola bekerja orang timur yang menurutnya lebih adaptif dengan teknologi mekanis, daripada mencangkul sawah atau memanen kelapa sawit.
“Ini perlu revolusi mental sosial di kalangan orang Papua bisa seperti petani modern pakai traktor. Misal biofuel dari tebu kan bisa pakai traktor, enggak harus nyangkul. Jangan bilang pengembangan sawah di Papua, siapa yang mau menyangkul. Tidak bisa juga dengan kelapa sawit. Dengan cara ini harkat mereka akan terangkat. Jadi memang mereka enggak bisa disamakan dengan Jawa,” ujarnya.
Sebelumnya, dalam paparan, ekonom senior INDEF, Ahmad Erani Yustika menuturkan, perlu adanya captive budget untuk pembangunan wilayah timur Indonesia. Pembangunan infrastruktur misalnya, dinilainya tidak merata lantaran politik anggaran yang tidak berpihak ke timur.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.