Pengurus harian YLKI, Tulus Abadi, membenarkan biasanya konsumen mengeluhkan pelayanan PLN tak juga meningkat meski tarif listrik terus merangkak naik.
"Ya pemerintah dan PLN harus menjelaskan kepada masyarakat, kenaikan tarif listrik itu, berapa untuk operasional berapa, untuk investasi berapa. Katakanlah 30:30, atau mungkin tidak ada investasi," katanya kepada Kompas.com, Senin (30/6/2014).
Tulus mengatakan, jika alasannya untuk menambah rasio elektrifikasi, dia menilai selama ini PLN melakukannya dengan berutang. "Kenaikan tarif listrik itu cuma habis untuk operasional," sambungnya.
Saat ini utang PLN mencapai Rp 250 triliun, dan setiap bulan ada utang yang jatuh tempo sebesar Rp 50 triliun.
"Kenaikan tarif itu untuk membayar selisih kurs. Itulah kenapa saat ini hampir seluruh BUMN koar-koar minta kenaikan tarif," imbuh Tulus.
Namun demikian, dia tidak menyalahkan PLN atas kenaikan tarif. Hal itu disebabkan, subsidi untuk tarif listrik memang besar. "Mungkin masyarakat perlu diberikan input. Konsumen masih membeli dibawah harga pokok, itu yang terjadi," ujar Tulus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.