Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Diprediksi Lanjutkan Penguatan, Simak Analisanya

Kompas.com - 02/07/2014, 08:15 WIB
Robertus Benny Dwi Koestanto,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini (2/7/2014) diperkirakan akan melanjutkan kenaikan. Penguatan tersebut bahkan ditaksir dapat menembus kisaran 4.900.

"Diperkirakan IHSG akan melanjutkan penguatan, dengan resistance kini berada pada kisaran 4.900 yang merupakan level MA50 pada saat ini. Potensi penguatan masih terbuka dengan target menuju kisaran 4.900," tulis Bahana Securities dalam risetnya, Rabu (2/7/2014).

Menurut riset Bahana Securities, berdasarkan data mingguan, IHSG berhasil mengalami rebound pada saat menyentuh level support MA50 weekly di kisaran 4.842. Saat ini, potensi penguatan untuk IHSG menuju kisaran 4.900 hingga 4.950.

Adapun saham emiten yang dinilai menarik untuk diperhatikan adalah saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dengan kode emiten BBRI. Sebab, terdapat volume acc pada kisaran Rp 10.000.

"Dan pada saat ini Bollinger band mulai menyempit biasa menandakan volatilitas yang berkurang dan terdapat potensi untuk mengalami rally," tulis Bahana Securities.

Pada perdagangan hari Selasa (1/7/2014), IHSG ditutup menguat 6 point ( 0,1), hingga ditutup pada kisaran 4.884, dengan kisaran resistance 4.880. Investor asing melakukan pembelian bersih di IHSG sebesar I0Rp 530 juta. Adapun penyumbang penguatan terbesar antara lain UNVR, ASII, BMRI, INTP, TLKM, BBRI dan KLBF.

Sementara itu,  Analis Teknikal Mandiri Sekuritas mengatakan diproyeksikan bergerak variatif dengan peluang melanjutkan penguatannya. Jika IHSG diperdagangkan di atas EMA 200 hari. Indeks memasuki fase konsolidasi dan tertahan di EMA 50. "Hari ini indeks masih akan bergerak mixed to up coba menguji resistance 4.891. Indeks akan bergerak di kisaran support 4.869 dan resistance 4.891," sebutnya.

Sentimen positif bursa global mendorong aksi beli di tengah tekanan ambil untung atas saham-saham unggulan. Pasar saham AS berbalik arah menguat, seiring kenaikan data manufaktur dan penjualan mobil Paman Sam, semalam waktu Indonesia.

Penguatan itu diapresiasi Indeks Dow Jones Industrial Averagge sebesar 0,77 persen dan indeks S&P500 sebesar 0,67 persen. Dari pasar Asia, pergerakan pasar saham dipengaruhi oleh data manufaktur Tiongkok yang mengalami kenaikan signifikan.

Apresiasi pasar saham Asia ditunjukkan oleh indeks Nikkei 225 yang menguat sebesar 0,46 persen. Sementara harga kontrak berjangka (futures) komoditas bergerak variatif. Dari dalam negeri, membaiknya data inflasi dan neraca perdagangan Indonesia memberikan sentimen positif bagi pergerakan IHSG dan nilai tukar rupiah.

Seperti diketahui, inflasi Juni 2014 dirilis 0,43 persen, atau merupakan yang terendah dalam lima tahun terakhir secara berurutan di bulan yang sama. Di sisi lain, neraca perdagangan Indonesia di bulan Mei 2014 membukukan surplus 69,9 juta dollar AS. Meskipun, secara kumulatif neraca perdagangan Indonesia Januari - Mei 2014 masih mengalami defisit sebesar 824 juta dollar AS. Ke depan, perhatian investor tertuju pada rilis suku bunga acuan (BI Rate) dan hasil pemilihan presiden yang sudah di depan mata.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com