Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom: BI Jangan Panik atas Penguatan Rupiah yang Berlebihan

Kompas.com - 10/07/2014, 12:58 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Bank Indonesia diminta tidak terlalu responsif dalam menyikapi hasil pemilihan Presiden 9 Juli 2014, apalagi hanya dari hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei.

Direktur Eksekutif INDEF, Enny Sri Hartati menuturkan, Bank Indoensia harus mengantisipasi segala sesuatu yang terjadi sebagai dampak hasil quick count. “Antisipasi itu dalam arti jika tiba-tiba nilai tukar melorot atau apresiasi berlebihan, BI ini jangan gampang panik. Jangan terlalu responsif dalam jangka pendek,” kata Enny kepada Kompas.com, dihubungi Kamis (10/9/2014).

Menurut Enny, dinamika politik memang sangat berpengaruh terhadap perkonomian. Namun demikian, yang perlu diperhatikan adalah dinamika politik tersebut juga sangat rentan berubah. Dia mencontohkan, penguatan rupiah dan indeks saham setelah pencapresan Joko Widodo, hanya bertahan tiga hari.

Enny berharap, untuk pilpres kali ini semua pihak khususnya regulator bersikap tidak terlalu responsif. “Kalau (dengan hasil ini) langsung BI rate naik, itu kan enggak lucu. Bank Indonesia itu kan bisa merespon dengan, satu BI rate dan, dua mengintervensi pasar dengan cadangan devisa. Jadi, jangan terlalu responsif,” ujarnya.

Sebagai informasi, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS melonjak ke posisi tertinggi dalam tujuh pekan pada awal perdagangan, Kamis (10/7/2014) pagi, setelah sebagian besar hitung cepat menyebutkan bahwa pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla sebagai pemenang Pilpres 2014.

Rupiah melonjak 1 persen ke posisi Rp 11.518 per dollar AS pada pukul 08.17 WIB. Sejak 3 Juli 2014, rupiah menguat 3,5 persen seiring dengan spekulasi bahwa Jokowi akan menjadi pemenang pilpres.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com