“Mudah-mudahan (menguat terus),” kata Chatib ditemui seusai rapat dengan Menko Bidang Perekonomian Chairul Tanjung, Kamis (10/7/2014) malam.
Namun, bukan berarti turut dalam euforia hasil hitung cepat, Chatib lebih mementingkan soal rupiah, saham, produk domestik bruto atau gross domestic product (GDP), dan defisit neraca. Hal tersebut lebih menjadi faktor fundamental ekonomi dibanding sentimen pasar yang temporer, apalagi jika ada kekhawatiran bahwa hasil resmi KPU akan dibawa ke Mahkamah Konstitusi (MK).
“Makanya saya lebih concern hal-hal itu. Kan enggak boleh juga (terus bergantung sentimen) karena nilai tukar rupiah harus mencerminkan fundamental ekonomi,” ujarnya.
Seperti prediksi beberapa analis dan ekonom, euforia hasil hitung cepat hanya bersifat temporer. Berdasarkan data valuta asing Bloomberg, Jumat (11/7/2014), rupiah dibuka melemah ke level Rp 11.605 per dollar AS dari penutupan sehari sebelumnya yang tercatat di level Rp 11.573 per dollar AS. Rupiah terus menunjukkan pelemahan, hingga berada di posisi Rp 11.623 per dollar AS pada pukul 10.45 WIB.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sesi I pada Jumat (11/7/2014) siang berakhir di zona merah lantaran investor banyak yang melakukan aksi ambil untung (profit taking). Sehari sebelumnya, IHSG melaju kencang dengan nilai transaksi cukup besar, yakni Rp 15 triliun.
Baca juga: Jokowi Unggul di "Quick Count", Rupiah Melonjak ke Level Tertinggi 7 Pekan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.