Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemasan Minuman Beralkohol, Pilih Polos atau Gambar Seram?

Kompas.com - 11/07/2014, 15:25 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Kementerian Perdagangan menyatakan, telah mempersiapkan draf peraturan untuk memperingatkan masyarakat tentang pengaruh kesehatan minuman beralkohol. Ada dua kemungkinan bentuk, yakni berupa plain packaging (kemasan polos) atau pencantuman gambar peringatan kesehatan (pictorial health warning atau PHW) pada kemasan minuman beralkohol. Lalu diantara keduanya mana yang kemungkinan akan diterapkan?

Plain packaging. Tapi itu masih dipelajari,” ungkap Menteri Perdagangan Muhamad Lutfi, ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat (11/7/2014).

Pemerintah memang hingga saat ini masih mengkaji sejumlah kemungkinan tersebut. Lutfi belajar dari pengalaman di kemasan polos rokok menuturkan, kebijakan tersebut justru membuat konsumsi rokok semakin tinggi.

“Kalau kita lihat kejadiannya di luar negeri, plain packaging malah membuat orang merokoknya lebih banyak, karena harganya (rokok) lebih murah,” ujarnya.

Di sisi lain, jika diterapkan dalam bentuk kemasan polos, hal tersebut juga rawan digugat oleh negara produsen atas tuduhan pelanggaran hak kekayaan intelektual. “Makanya ini lagi dipelajari,” tambahnya.

Sebagai informasi, Indonesia tengah menggugat kebijakan plain packaging tobacco yang diterapkan pemerintah Australia. Sayangnya, alih-alih menekan konsumsi rokok, kebijakan ini justru membuat konsumsi rokok di Australia melonjak.

“Ini kita lagi mempelajari kebijakan di tempat lain. Kita ingin mendetilkan. Sekarang draftnya sedang digodog di Wamen. Pokoknya kalau misalnya itu bagian dari yang berhasil menekan konsumsi (alkohol) akan kita lakukan,” katanya.

baca juga: Minimarket Ingin Jual Minuman Beralkohol, Ini Syaratnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Work Smart
BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Spend Smart
SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

Whats New
Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com