Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menkeu: Pemisahan Dirjen Pajak dari Kemenkeu Tidak Mudah

Kompas.com - 17/07/2014, 15:13 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, pemisahan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) tidaklah mudah. Wacana mengenai ini akan dibahas pemerintahan baru karena besarnya implikasi yang menyertai.

"Satu, Pemisahan DJP, UU-nya harus diubah, dan untuk itu memerlukan waktu. Tidak bisa dalam 3 bulan," katanya dalam sambutan buka bersama, Rabu petang (16/7/2014).

Yang tak kalah penting dari hal tersebut adalah menyangkut kewenangan dan tanggungjawab DJP nantinya jika terpisah dari Kemenkeu. Chatib memberikan contoh otoritas pajak Amerika Serikat, yakni Internal Revenue Service (IRS) sama sekali tidak ikut campur di dalam kebijakan pemerintah.

"Dia hanya pengumpul pajak. Itu saja. Kemudian mereka kerjasama dengan Departement of Justice, kalau ada yang enggak bayar, mereka bisa menindak. Di proses ini yang membedakan dengan struktur di DJP kita," jelas Chatib.

Lebih lanjut mantan Kepala BKPM itu pun memaparkan, perbedaan lainnya adalah IRS tidak diberikan beban untuk mengumpulkan penerimaan pajak sesuai target pemerintah. Dia bilang, DJP diberikan beban untuk mengumpulkan penerimaan negara guna menjaga agar defisit APBN tidak lebih dari 3 persen.

"Kalau enggak boleh capai 3 persen, caranya cuma dua. Pajak dinaikkan atau anggaran tidak dibelanjakan. Nah untuk sekarang kalau dipisah ini bagaimana dengan policy ini, kalau tugasnya hanya collection?" imbuhnya.

Dari berbagai pertimbangan dan perbandingan dengan otoritas pajak di negara lain tadi, Chatib menegaskan, wacana pemisahan DJP memang harus dikoordinasikan secara makro.

"Jadi ini harus dilihat dalam kerangka makro. Karena itu saya bilang nanti setelah kita paham persoalannya kita duduk bareng mengenai ini. Jadi nanti kalau mau dibahas, biarkan saja pemerintahan baru," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Whats New
Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Whats New
Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com