Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ADB: Pertumbuhan Ekonomi Asia Tenggara Terpangkas

Kompas.com - 18/07/2014, 14:59 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


MANILA, KOMPAS.com - Bank Pembangunan Asia (ADB) memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara tahun 2014. Revisi tersebut dikarenakan tekanan politik di Thailand dan Vietnam serta perlambatan ekonomi di Indonesia.

ADB yang berpusat di Manila, Filipina menyebutkan prediksi ekonomi Asia Tenggara berupa produk domestik bruto (PDB) yang mengindikasikan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,7 persen untuk tahun 2014. Pada bulan April lalu, ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara mencapai 5 persen.

Berdasarkan keterangan resmi yang diterima, Jumat (18/7/2014), ADB memperingatkan ketidakpastian hasil pemilihan presiden di Indonesia menghambat, perlambatan pertumbuhan ekonomi dan mengurangi investasi asing. Indonesia merupakan ekonomi terbesar di kawasan Asia Tenggara.

"Data terbaru menunjukkan Asia Tenggara tengah melunak. Prospek pertumbuhan bergeser. Kami melihat pertumbuhan ekonomi 5,4 persen pada tahun 2015," tulis ADB dalam laporannya.

ADB pun mengestimasikan PDB negara-negara Asia yang terdiri atas 45 negara tidak diubah alias stabil pada posisi 6,2 persen pada tahun 2014 dan 6,4 persen pada tahun 2015 mendatang. "Outlook pertumbuhan untuk kawasan Asia cenderung stabil. Penurunan di Asia tengah, Asia tenggara, dan kawasan Pasifik dapat diseimbangkan dengan pertumbuhan di Asia selatan," kata ADB.

lembaga tersebut memperkirakan pertumbuhan ekonomi Tiongkok tetap 7,5 persen pada tahun ini dan sedikit turun ke posisi 7,4 persen pada tahun 2015. ADB juga memandang akan ada perbaikan di India sejalan dengan terpilihnya PM Narendra Modi yang berhaluan konservatif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com