Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesalahan yang Sering Muncul Saat Negosiasi Gaji

Kompas.com - 20/07/2014, 14:04 WIB
Estu Suryowati

Penulis


KOMPAS.com
– Diterima pekerjaan, atau membuat kesepakatan bisnis baru bisa menjadi menarik, namun tidak dengan negosiasi. Prosesnya bisa menegangkan, dan sangat mudah membuat kesalahan. Terutama jika Anda belum punya banyak pengalaman negosiasi. Nah, sebelum melakukan negosiasi gaji, sebaiknya Anda perhatikan tujuh kesalahan umum yang sering muncul saat proses negosiasi, seperti dikutip dari www.news.com.au, pada Minggu (20/7/2014).

Kurang percaya diri
“Banyak orang berpikir, mereka perlu menunjukkan kepercayaan diri dengan cara tertentu seperti misal bersikap keras, kurang ajar, demi keberhasilan negosiasi. Namun orang lain berfikir bahwa banyak pengalaman yang dibutuhkan untuk menjadi negosiator handal. Umumnya, hanya dibutuhkan keuletan dan persiapan yang matang untuk memastikan Anda bisa mencapai istilah yang diinginkan, mengantisipasi keberatan, dan mengetahui ‘tombol panas’ saat beresonansi dengan lawan,” ujar Eldonna Lewis-Fernandez , seorang kepala eksekutif dari perusahaan konsultan dan pelatihan, Dinamis Vision International.

Penulis Think Like a Negotiator itu menambahkan, memproyeksikan kepercayaan diri juga berarti memiliki hati, yang dapat membuat oposisi kurang defensif dan lebih cenderung setuju dengan ketentuan Anda.

1. Berpikir sesuatu tidak bisa dinegosiasikan
"Ketika Anda berfikir layaknya seorang negosiator, maka semuanya bisa dinegosiasikan! Pola pikir ini harus Anda operasikan bukan hanya untuk menjadi negosiator handal, tapi juga yang terbaik,” kata Lewis. Dia menambahkan, sementara negosiator harus mematuhi beberapa aturan. Namun, Anda dapat mengusulkan alternatif yang etis, layak dan saling menguntungkan.

2. Tidak membangun hubungan awal
Membangun hubungan adalah kunci untuk negosiasi yang berhasil. Namun, ini harus lebih dari sekedar membagi-bagikan kartu nama. Sarannya? Pelan-pelan dan membuat nyata, hubungan pribadi dengan orang-orang, dan belajar sebanyak mungkin tentang mereka. Dengan demikian, Anda dapat membuat negosiasi lebih bermakna bagi semua orang yang terlibat.

“Cari tahu sesuatu tentang mereka, secara pribadi, dan bukan hanya bisnis mereka. Anda mungkin akan terkejut seberapa baik Anda dapat memanfaatkan apa yang Anda pelajari melalui percakapan asli dengan seseorang,” ujar Lewis.

3. Tidak meminta apa yang anda inginkan
Jika Anda tidak meminta apa yang Anda inginkan, Anda tidak akan pernah memiliki kesempatan untuk mendapatkannya. Sementara menghadapi penolakan sangat sulit, karena itu menjadi kesalahan besar yang akan menghambat Anda dalam negosiasi.

“Dalam bisnis, penolakan tidak pernah pribadi. Ini hanya sebuah refleksi bahwa Anda tidak menyajikan argumen yang layak, yang intinya mengapa Anda harus mendapatkan apa yang Anda inginkan,” ucap Lewis.

Dia bilang, satu-satunya cara untuk menguasai seni berurusan dengan penolakan, adalah terus bertanya.

4. Berbicara terlalu banyak
Ketika bernegosiasi, Anda harus menjelaskan sisi Anda dan memberikan pidato Anda. Tapi terlalu banyak bicara benar-benar bisa menjadi penghancur serius. “Ada pepatah lama yang mengatakan, ‘Dia yang berbicara, berikutnya kalah’,” kata Lewis.

“Ketika mendiskusikan kesepakatan, jika Anda hanya berhenti bicara dan merasa nyaman dengan kecanggungan diam, kemampuan Anda untuk memenangkan argumen, menjual produk atau mendapatkan konsesi dalam negosiasi meningkat secara signifikan,” imbuhnya.

5. Tidak mendokumentasikan
Anda harus benar-benar mendokumentasikan segala sesuatu yang terjadi selama negosiasi untuk menghindari masalah di masa depan. “Masalah yang tidak diperkirakan dapat terjadi ketika persyaratan kesepakatan tidak dituangkan secara tertulis. Karena apa yang Anda pikirkan tentang perkataan pihak lain, dan apa yang pihak lain pikirkan Anda katakan, bisa jadi berbeda,” kata Lewis.

6. Menandatangani tanpa membaca
Lewis mengatakan, kehidupan modern yang serba cepat, dan orang-orang biasanya terlibat dalam beberapa hal sekaligus, membuat mereka sangat sulit untuk fokus. Bahkan beberapa orang sampai menandatangani dokumen hukum, tanpa membacanya terlebih dahulu. Hasilnya, bencana.

“Pastikan Anda membaca perjanjian atau kontrak secara penuh, untuk memastikan Anda tidak mengkonfirmasikan hal yang akan membuat Anda menyesal, yang dapat menyebabkan masalah serius untuk masa depan Anda, namun tidak bisa dibatalkan,” jelasnya.

Untuk menghindari masalah di masa depan, Lewis menyarankan konsultasi dengan pengacara untuk meninjau dokumen kontrak atau apapun yang memerlukan tanda tangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com