Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

100 Hari Terakhir, Pemerintah Targetkan Bisa Pangkas "Dwelling Time "

Kompas.com - 21/07/2014, 17:54 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
– Di penghujung pemerintahan, pemerintah mencoba 5 langkah untuk memangkas waktu sandar dan bongkar muat (dwelling time) kapal di Pelabuhan Tanjung Priok.

Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, pada hari ini Menko, Mendag, Mentan, BPOM, Wasekab, Wamenhub, dan Bappenas berkumpul dalam final day pembuatan simulasi minilab dalam rangka memangkas dwelling time.

“Ini akan menjadi sebuah program Quick Wins dalam rangka 100 hari terakhir pemerintah. Ini yang akan memimpin Menko dan diawasi oleh UKP4. Tujuannya untuk menurunkan dwelling time, sehingga biaya logistik menjadi lebih murah,” kata Menko Bidang Perkonomian, Chairul Tanjung di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin (21/7/2014).

Menurut CT, lamanya waktu sandar ini merupakan salah satu penyebab tingginya biaya ekonomi (high cost economy). Hal tersebut disebabkan proses pemasukan dan pengeluaran barang memakan waktu yang lama.

CT menengarai, beberapa penyebab yang membuat high cost economy juga berasal dari infrastruktur yang kurang siap, seperti akses tol ke pelabuhan, dan juga rel kereta api barang yang tidak sampai masuk ke pelabuhan. Dia bilang, Kementerian Perhubungan masih memiliki banyak pekerjaan rumah untuk menuntaskan hal tersebut.

Adapun langkah pemerintah untuk menekan dwelling time, lanjut Chairul, yakni dengan software yang disebut minilab.“Metodologi yang dipakai adalah minilab. Artinya setiap kementerian dan lembaga ikut terlibat untuk berkomunikasi, berkoordinasi satu sama lain,” katanya.

Adapun langkah-langkah itu antara lain, pertama, pemerintah akan mengubah metodologi standardisasi. Saat ini standardisasi dwelling time masing-masing kementerian/lembaga berbeda-bedar. Diharapkan pada 17 Agustus 2014 ini, semua K/L sudah menggunakan standar yang seragam.

Kedua, minilab terkait dengan manajemen impor untuk barang-barang yang merupakan produk pangan dan pertanian. Chairul menuturkan, tujuannya adalah terciptanya efisiensi waktu pemrosesan impor pangan dan pertanian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com