Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Persaingan Makin Ketat, Laba Singapore Airlines Anjlok 71,4 Persen

Kompas.com - 31/07/2014, 09:16 WIB

SINGAPURA, KOMPAS.com - Maskapai penerbangan Singapore Airlines sepanjang periode Maret-Juni 2014 mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 71,42 persen menjadi 34 juta dollar Singapura (28 juta dollar AS), dari periode yang sama tahun sebelumnya 121,8 juta dollar Singapura.

Manajemen mengungkapkan penurunan laba bersih disebabkan oleh ketatnya kompetisi, terutama oleh maskapai penerbangan murah serta ekspansifnya maskapai penerbangan Timur Tengah. Hal ini membuat pendapatan turun 4,1 persen menjadi3,68 miliar dollar Singapura.

Di sisi lain, penyebab merosotnya laba bersih perseroan adalah kerugian yang dicatatkan oleh entitas bisnis yang masih terafiliasi, yaitu Tiger Airways Holdings Ltd. Tragedi yang dialami oleh Malaysia Airlines juga ikut berkontribusi terhadap kinerja keuangan Singapore Airlines pada pediode tersebut, lantaran berkurangnya wisatawan yang berkunung ke Asia Tenggara.

“Bisnis sektor penerbangan semakin sulit dikontrol oleh Singapore Airines. Sementara, kunjungan wisatawan ke Asean juga turun karena dampak krisis politik di Thailand dan tragedi Malaysia Airlines," ujar analis dari Credit Suisse Singapura, Timothy Ross, seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (31/7/2014).

Perseroan mencatat laba operasional turun 52 persen pada periode Maret-Juni akibat ketatnya kompetisi harga tiket. Hal itu membuat yield per penumpang turun menjadi 10,9 sen dollar Singapura per kilometer, dari tahun sebelumnya 11,1 sen dollar Singapura.

Adapun yield kargo justru tumbuh menjadi 33 sen dari tahun sebelumnya 32,7 sen per kilometer.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com