Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Penyumbang Inflasi Juni

Kompas.com - 04/08/2014, 14:23 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Badan Pusat Statistik (BPS) telah melansir indeks harga konsumen Juli 2014 mencapai 0,93 persen, didorong oleh momen lebaran. Kepala BPS Suryamin menuturkan, sejumlah komoditas menjadi penyebab utama inflasi Juli 2014, di mana andil tertinggi disumbang oleh ikan segar.

“Ikan segar ini volatile food, andilnya ke inflasi 0,08, dengan perubahan harga 2,24 persen. Disebabkan permintaan meningkat pada bulan puasa dan jelang hari raya Idul Fitri. Ikan bandeng perubahan harganya 0,76 persen, dan ikan kembung 2,4 persen,” sebut Suryamin di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (4/8/2014).

Penyebab kedua inflasi adalah tarif harga listrik sebagai administered prices, dengan andil sebesar 0,06 persen. Suryamin mengatakan, perubahan harga tarif dasar listrik sebesar 2 persen. Hal ini, kata dia, disebabkan Peraturan Menteri ESDM mengenai kenaikan tarif listrik, sehingga sudah ada dampaknya terhadap pelanggan pra-bayar.

Suryamin mengatakan, terjadi kenaikan di 81 kota IHK, terdiri dari 80 kota yang listriknya disediakan PLN dengan kenaikan dari 0,06-5,42 persen, dan satu kota yang disediakan Pemda yakni Batam dengan kenaikan 9,6 persen. Sementara itu, hanya satu kota IHK yang tidak mengalami kenaikan tarif listrik, yakni Tarakan.

Penyebab ketiga inflasi adalah tarif angkutan antar kota, dengan andil terhadap inflasi Juli 2014 sebesar 0,06 persen. Adapun perubahan harganya adalah sebesar 8,28 persen. Suryamin mengatkan, kenaikan tarif angkutan antar kota ini akibat ketentuan tuslah yang menyebabkan kenaikan harga tiket sebelum dan sesudah hari raya.

“Tejadi kenaikan di 52 kota IHK, kenaikan tertinggi terjadi di Bandung sebesar 41 persen, dan Denpasar sebesar 19 persen,” lanjutnya.

Sama dengan tarif angkutan antar kota, tarif angkutan udara juga memberikan andil terhadap inflasi Juli 2014 sebesar 0,06 persen, dengan perubahan harga mencapai 7,64 persen. Suryamin menuturkan, kenaikan tarif angkutan udara disebabkan meningkatnya permintaan. Sebanyak 38 kota IHK mengalami kenaikan tarif, tertinggi di Bengkulu sebesar 61 persen, dan Tual 48 persen.

Berakhirnya masa panen menyebabkan stok beras kian menipis. Suryamin menyebut alasan ini menjadikan beras mengalami perubahan harga sebesar 0,05 persen, dan menyumbang inflasi dengan andil sebesar 0,02 persen. Terjadi kenaikan di 52 kota IHK, tertinggi di Banyuwangi sebesar 5 persen, serta di Metro, Tasikmalaya, dan Banjarmasin masing-masing sebesar 3 persen.

Selain beras, komoditas lain yang menyumbang andil terhadap inflasi sebesar 0,02 persen adalah, daging sapi, telur ayam ras, bayam, tomat sayur, rokok kretek filter, emas perhiasan, serta bensin.

“Yang menghambat inflasi hanya wortel, dengan andil – 0,01 persen, dengan perubahan harga -0,55 persen. Terjadi penurunan di 48 kota IHK. Penurunan tertinggi terjadi di Loksmauwe sebesar 57 persen, serta Meulaboh sebesar 50 persen,” tukas Suryamin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com