Direktur Jenderal Minerba Kementerian ESDM, R Sukhyar, mengatakan, pemerintah telah menargetkan progress pembangunan smelter 60 persen dalam evaluasi tiap semester. Jika tidak, maka izin ekspor akan dihentikan.
Sementara itu, Presiden Direktur Freeport Indonesia, Rozik B Soetjipto menyebutkan pihaknya menargetkan bisa menyelesaikan pembangunan smelter itu di atas 7,5 persen pada akhir tahun ini. "Targetnya itu 0-7,5 persen, kita lewati 7,5 persen," kata , ditemui di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (7/8/2014).
Dengan progress lebih dari 7,5 persen, maka Freeport dikenai bea keluar 7,5 persen. Rozik mengatakan, biaya yang dibutuhkan Freeport untuk proyek itu sebesar 170 juta dollar AS. Tahun ini diperkirakan, progress smelter baru sampai pada pembebasan lahan.
Untuk keperluan itu saja, Freeport sudah mengeluarkan biaya 100 juta dollar AS. "Lokasi yang dipilih belum final," imbuhnya. Sementara ini, Gresik masih menjadi opsi kuat untuk lokasi smelter karena pertimbangan infrastruktur serta ketersediaan energi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.