Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dituding Malas Bangun Infrastruktur Gas, Ini Jawaban PGN

Kompas.com - 15/08/2014, 08:17 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS) menyanggah pernyataan dari pengamat energi Kurtubi, yang menyebut PGN lebih mengejar ekspansi bisnis di luar negeri, ketimbang membangun infrastruktur gas dalam negeri.

“Mungkin Pak Kurtubi lupa kalau 2014 ini banyak sekali proyek yang diselesaikan,” kata Vice President Corporate Communication PGN, Ridha Ababil melalui sambungan, kepada Kompas.com, Rabu (13/8/2014).

Ridha menyebutkan, beberapa proyek yang sudah selesai dibangun tahun ini. Pertama, dia mengatakan, PGN telah meresmikan Floating Storage Receiving Terminal (FSRU) Lampung. Dalam keterangan resmi beberapa waktu lalu, Direktur Utama PGN, Hendi Prio Santoso mengatakan, selesainya pembangunan FSRU Lampung ini akan mendorong percepatan konversi bahan bakar minyak di Lampung dan Jawa Barat.

Kedua, Ridha melanjutkan, PGN juga sudah menyelesaikan jaringan distribusi sepanjang lebih dari 90 kilometer, dari rencana pembangunan 100 kilometer, di Lampung. Melalui jaringan ini, PGN FSRU Lampung akan mengalirkan gas ke Lampung untuk sektor rumah tangga dan usaha kecil menengah.

Selain itu, proyek ketiga yang sedang berjalan adalah proyek pipanisasi gas bumi di Jawa Tengah yang dilakukan pertengahan Maret 2014. Ridha mengatakan, ground breaking proyek ini bahkan disaksikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

“Pipa distribusi gas di Jawa Tengah, Kendal, Semarang, Ungaran, dan Solo Raya sepanjang 320 kilometer itu sudah dimulai pengerjaannya,” imbuh Ridha.

Di ibukota, PGN juga telah menyelesaikan sejumlah proyek. Pada semester pertama tahun ini, PGN telah menambah 60 kilometer jaringan gas di DKI Jakarta. Jaringan distribusi di wilayah DKI Jakarta adalah bagian dari jaringan distribusi PGN di Jawa Bagian Barat.

Totalnya sepanjang 2.150 kilometer. Panjang pipa PGN secara nasional lebih dari 6.000 kilometer yang membentang di Sumatera dan Jawa. Proyek lain yang sudah selesai dibangun di DKI Jakarta yakni Stasiun Pengisian Bahan bakar Gas (SPBG) di Jakarta sebanyak 2 unit dari rencana 6 unit yang akan diselesaikan tahun ini.

Ridha menuturkan, satu SPBG di Ketapang (Kantor Pusat PGN), serta satu MRU Depo B Cawang. Sementara itu, jumlah SPBG yang sedang dalam pembangunan adalah SPBG Ancol (kerjasama dengan JEU- BUMD DKI), SPBG MIRA 24, SPBG Kalideres 1, SPBG Pulogebang dan SPBG Kalideres 2.

Pembangunan SPBG di DKI itu adalah bagian dari 16 SPBG dan yang dibangun PGN tahun ini. SPBG/MRU PGN lainnya dibangun di Surabaya, Bogor dan Sukabumi. Ridha bilang, SPBG di Bogor pun sudah selesai dibangun. Untuk konsumen rumah tangga, pada awal September mendatang,PGN akan mengalirkan gas rumah tangga di rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) Marunda, Jakarta Utara.

Langkah tersebut merupakan upaya PGN untuk menambah jumlah pelanggan di Jakarta. Jumlah pelanggan rumah tangga yang dimiliki PGN di Jakarta saat ini telah mencapai 13.608 Rumah Tangga (RT). Pada 2015, PGN menargetkan menambah pelanggan sebanyak 5.238 RT.

“Mungkin Pak Kurtubi lupa bahwa pengembangan infrastruktur gas harus bersamaan dengan pasar dan ketersediaan gas. Bagaimana mau mengembangkan jika pasokan gas tidak ada dan pasarnya tidak ada. Masa mau bangun pipa, tapi tidak ada yang beli?” tegas Ridha.

“Mbok ya Pak Kurtubi itu membantu mendorong agar bisa dialokasikan gas lebih banyak, juga didorong masyarakatnya. Sehingga infrastuktur yang kami bangun tidak sia-sia,” kata dia.

Sebelumnya, pengamat energi Kurtubi menyayangkan PGN yang terkesan lebih memburu profit besar dengan ekspansi bisnisnya ke area shale gas Fasken di Amerika Serikat, ketimbang membangun infrastruktur gas. Kurtubi mengatakan, persoalan tingginya subsidi bahan bakar minyak (bbm) saat ini bisa diselesaikan dengan suatu solusi, yaitu konversi bbm ke gas.

Masalahnya, saat ini infrastruktur gas tidak tersedia. PGN sebagai BUMN yang memang diamanahi membangun sektor gas, diharapkan bisa menyediakan infrastrukturnya. “Tapi PGN ini tidak mau bangun infrastruktur gas, karena retailnya (konsumennya) kecil. Apalagi dia ada beberapa punya publik,” kata Kurtubi dalam sebuah diskusi di Jakarta, Selasa (12/8/2014).
(baca: PGN Dinilai Malas Kembangkan Infrastruktur Gas)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com