Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Permintaan Cerutu dari Luar Negeri Meningkat

Kompas.com - 18/08/2014, 15:17 WIB

JEMBER, KOMPAS.com -  PT Perkebunan Nusantara X setiap tahun mengekspor 250 juta cerutu berukuran kecil (cigarillos). Angka ini naik lima kali lipat dibandingkan saat memulai produksi cigarillos pada 2009 yang sebanyak 50 juta batang.

Kepala Divisi Tembakau PTPN X (Persero) Guntaryo Tri Indarto di Jember, Jawa Timur, Sabtu (16/8/2014), mengatakan, sebanyak 240 juta cerutu kecil diekspor ke pasar Eropa, seperti Swiss, Jerman, Denmark, Belanda, Spanyol, Italia, dan Perancis. Adapun sebanyak 10 juta cerutu diekspor ke Tiongkok.

”Ada tren pengalihan dari produksi cerutu besar atau big cigar ke cerutu berukuran kecil sebagai perubahan gaya hidup,” ujar Guntaryo.

Dia mengatakan, PTPN X terus berusaha melakukan diversifikasi pasar ekspor. Selain Eropa yang selama ini menjadi pasar utama, Tiongkok juga mulai dilirik. Pertumbuhan ekonomi Tiongkok tertinggi di dunia dalam beberapa tahun terakhir sehingga banyak muncul kelas menengah baru.

Paling tidak, sekitar 30 persen dari total penduduk Tiongkok sebesar 1,4 miliar jiwa adalah perokok. Seiring dengan kemajuan ekonomi, mereka banyak beralih mengonsumsi cerutu kecil dibandingkan rokok biasa. ”Di Tiongkok, permintaan didominasi cerutu kecil yang dikemas dalam kotak dari seng, sedangkan untuk Eropa cuma pakai kertas,” kata Guntaryo.

Untuk mendongkrak pendapatan, PTPN X akan mengintensifkan pemasaran ke Tiongkok yang selama ini pengirimannya melalui agen pedagang. Alasannya, di Tiongkok ada sistem monopoli perdagangan tembakau yang dikelola oleh State Tobacco Monopoly Administration (STMA). Selama ini hanya agen-agen perdagangan tembakau lokal yang diperbolehkan memasarkan produk di negara tersebut.

Untuk memasuki Tiongkok, kerja sama harus dijalin antarpemerintah, bukan dengan pebisnis. ”Kami terus menjalin koordinasi dengan Kementerian Perdagangan untuk membantu pemasaran ke Tiongkok. Kita ingin memasarkan langsung tanpa melalui agen,” ujarnya. (ETA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com