"APBN 2015 paling buruk selama pemerintahan SBY. Lihat saja posturnya," kata Faisal di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Senin (18/8/2014).
Faisal menjelaskan, asumsi makro seperti inflasi yang ditargetkan mencapai 4,4 persen dinilai omong kosong. Selain itu, meningkatnya anggaran untuk subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) telah memangkas hak bagi sektor-sektor lain yang berkaitan dengan kesejahteraan rakyat.
"Asumsi inflasi 4,4 persen itu kan omong kosong. Subsidi BBM naik, yang dikorbankan sosial, orang miskin, dan infrastruktur. Sektor-sektor yang produktif. Itu mah membawa ke 'neraka'," ujar Faisal.
Dalam nota keuangan RAPBN 2015, SBY menjelaskan asumsi makro antara lain pertumbuhan ekonomi pada angka 5,6 persen dan inflasi tahun 2015 ditetapkan 4,4 persen. Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS ditetapkan Rp 11.900.
Pemerintah juga menetapkan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) sebesar 105 dollar AS per barel, target lifting minyak mencapai 845.000 barel per hari. Adapun target lifting gas bumi ditetapkan 1.248 ribu barel setara minyak per hari.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.