Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadin: Subsidi Rp 433 Triliun, Pemerintah Hidupi Penyelundup BBM

Kompas.com - 20/08/2014, 19:41 WIB
Yoga Sukmana

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) menyayangkan sikap pemerintah yang mengalokasikan dana lebih dari Rp 400 triliun hanya untuk subsidi. Menurut Kadin, hal tersebut sama saja dengan menghidupi para penyelundup BBM bersubsidi.

"Ini ada persepsi yang keliru seakan-akan rakyat kecil terbebani kalau subsidi ini di hapus padahal enggak. Penyelundup yang akan diuntungkan kalau gini terus-terusan dibiarkan," ujar Ketua Kadin, Suryo Bambang Sulisto di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (20/8/2014).

Bambang menjelaskan, semua permasalahan ekonomi di Indonesia akan bermuara kepada satu titik yaitu bengkaknya anggaran subsidi BBM setiap tahunnya. Hal tersebut menurut dia membuat kemampuan APBN untuk membiayai pembangunan tidak optimal.

Padahal, jika dana tersebut dicabut dan direalokasikan ke bidang-bidang yang lebih produktif maka ekonomi Indonesia akan melesat. Dia mencontohkan, dana subsidi BBM tersebut bisa dialihkan langsung untuk pembangunan desa dengan memberikannya kepada pemerintah provinsi.

Dengan alokasi Rp 5 triliun tiap provinsi saja, maka kata dia dana yang terpakai hanya Rp 165 triliun. Sementara sisanya bisa dimanfaatkan untuk program-program lain yang lebih produktif. "Coba bayangkan kalau uang itu digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat," kata Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com