Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Bisa Terpukul oleh MEA

Kompas.com - 21/08/2014, 12:03 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Sebuah studi terbaru menunjukkan rencana integrasi ekonomi ASEAN atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dinilai justru dapat memperbesar kesenjangan antar negara di kawasan tersebut. Selain itu, MEA juga dinilai lebih menguntungkan laki-laki dibandingkan perempuan.

ASEAN akan mulai memberlakukan MEA pada tahun 2015, guna mewujudkan pasar ekonomi tunggal di antara 10 negara yang memiliki jumlah penduduk mencapai 600 juta orang. Adanya MEA memungkinkan lalu lintas barang, jasa, investasi, dan tenaga kerja di kawasan tersebut yang sejak lama kekuatan ekonominya menghadapi kritik lantaran gagal kerjasama secara efektif.

Mengutip Channel News Asia, Kamis (21/8/2014), pasar tunggal ASEAN dapat menambah 14 juta lapangan kerja dan menggenjot pertumbuhan ekonomi tahunan ASEAN menjadi 7,1 persen pada 2025.

Data-data tersebut berdasarkan studi Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) dan Bank Pembangunan Asia (ADB). Meski demikian, MEA juga membunyikan alarm perolehan pertumbuhan takkan terdistribusi secara merata. Di samping itu, rencana integrasi ekonomi juga akan meningkatkan jurang pemisah antara kaum kaya dan miskin di kawasan tersebut.

"Jika tidak dikelola secara tegas, ini akan meningkatkan kesenjangan dan memperburuk defisit pasar tenaga kerja yang sudah ada, seperti tenaga kerja informal dan mengatasi kemiskinan," tulis laporan tersebut.

Oleh karenanya, ASEAN didesak untuk membuat kebijakan yang mendukung pengembangan secara inklusif dan adil serta memperbaiki jaminan sosial. Hasil studi itu melaporkan pula porsi lapangan kerja baru bagi perempuan di kawasan Asia Tenggara akan lebih kecil dibandingkan untuk pria.

Ekonom dan Peneliti ILO yang terlibat dalam studi ini, Sukti Dasgupta menyatakan ini karena ada sektor-sektor tertentu yang akan terdorong oleh integrasi ini, seperti konstruksi dan transportasi.

Studi ini menunjukkan juga integrasi ini akan menguntungkan bagi Kamboja dan negara-negara berpendapatan lebih rendah lainnya di ASEAN. Adapun ekonomi terbesar ASEAN, Indonesia, akan terpukul paling keras.

Dalam 50 tahun belakangan, pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara sangat mengesankan. Ini berdampak pada tumbuhnya jutaan pekerja kelas menengah baru dan menarik investasi asing di kawasan tersebut.  Namun, kesenjangan antarnegara sangat besar, dengan Singapura sebagai negara kaya, negara berpenghasilan menengah seperti Indonesia dan Malaysia, serta negara berpenghasilan rendah seperti Kamboja dan Myanmar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com