Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Ramai-ramai Turunkan Bunga Deposito

Kompas.com - 31/08/2014, 09:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Prospek kredit nan lesu memaksa bank memutar otak. Salah satu caranya, bank memangkas bunga deposito nasabah kakap. Tujuannya, mengurangi beban bunga agar margin tetap tebal. 

Coba tengok langkah Bank Central Asia (BCA). Bulan depan, bank swasta terbesar ini bakal menurunkan suku bunga deposito sebesar 50 basis poin (bps). Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA mengatakan, BCA bakal memangkas bunga dari posisi 9 persen menjadi 8,5 persen per 1 September mendatang. 

Pemangkasan bunga ini berlaku bagi deposan dengan nominal simpanan di atas Rp 25 miliar. Sebelumnya, BCA telah menurunkan bunga deposito sebesar 25 bps di Agustus kemarin. Jahja bilang, pihaknya tidak khawatir kehilangan dana deposan kakap. Sebab, likuiditas BCA masih longgar. Saat ini, cadangan likuiditas BCA yang mengendap di Sertifikat Bank Indonesia (SBI) masih mencukupi.

"Kebanyakan dana mahal kami rugi. Kami mengalah untuk mengurangi suku bunga deposito, jadi nasabah yang pindah bank dana-nya dapat dinikmati oleh bank lain," ujar Jahja, Jumat (29/8/2014). 

Meski melepas deposan kakap, BCA meyakini dana pihak ketiga (DPK) masih mampu tumbuh 10 persen hingga akhir tahun. "Yang penting bukan DPK tapi bottom line. Revisi DPK sudah memperhitungkan langkah ini," jelas Jahja.

Senada, CIMB Niaga mengaku telah menurunkan bunga simpanan kakap alias special rate ke level 8,5 persen-9,5 persen. Wan Razly Abdullah, Chief Financial Officer CIMB Niaga,  mengungkapkan, bunga deposito premium menurun seiring perbaikan rasio likuiditas atau loan to deposit ratio (LDR).

Saat ini, LDR CIMB Niaga berada di level 95 persen. Hingga akhir tahun, LDR ditargetkan membaik ke level 90 persen-92 persen. "Belum ada kepastian apakah bunga akan turun lagi, bergantung likuiditas di pasar," jelas Wan Razly. 

Salah satu faktor yang dicermati CIMB Niaga untuk memangkas bunga deposito lebih lanjut adalah pemulihan ekonomi. 

Langkah berbeda dilakukan bank pelat merah. Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank BNI mengaku enggan menurunkan bunga deposito. "Spesial rate itu negotiable. Karena deposan juga mengambil kredit di BRI, jadi bisa tingkatkan keutungan," kata Baiquni.

Darmadi Sutanto, Direktur Ritel dan Konsumer BNI mengatakan, BNI tidak menurunkan bunga. Tapi, BNI selektif memberi bunga tinggi. (Dea Chadiza Syafina)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com