Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Blue Economy" Fokus Kerjasama Sektor Kelautan APEC

Kompas.com - 31/08/2014, 14:23 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Para Menteri Kelautan beserta pejabat terkait yang mewakili 21 negara Asia Pasifik menyepakati Blue Economy sebagai fokus utama kerjasama kemitraan antar negara anggota APEC.

Konsep Blue Economy yang fokus pada inovasi sektor perairan, energi, hingga pasokan pangan ini tertuang dalam Deklarasi Xianmen yang disahkan pada Pertemuan Tingkat Menteri Kelautan APEC Keempat di Xiamen, Tiongkok (28/8/2014).

Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo mengatakan, ini komitmen para meteri kelautan terkait untuk membentuk kemitraan lebih terintegrasi, berkelanjutan, inklusif dan saling menguntungkan melalui kerjasama kelautan.

Adapun tiga bidang kerjasama lainnya yang menjadi prioritas yakni pertama, konservasi ekosistem laut dan pesisir serta ketahanan terhadap bencana alam. Kedua, peran laut terhadap keamanan pangan dan perdagangan yang berhubungan dengan pangan, serta ketiga adalah terkait ilmu kelautan, teknologi dan inovasi.

“Kesepakatan dalam Deklarasi Xianmen ini akan dijalankan dengan menerapkan komitmen sebelumnya, dan berfokus pada upaya kolaborasi dan tindakan terpadu,” ujar Sharif, dalam siaran persnya, Sabtu (30/8/2014).

Menurut Sharif, setiap negara anggota sepakat bahwa terdapat hubungan potensial antara Blue Economy, pembangunan berkelanjutan dan pertumbuhan ekonomi secara khusus. Blue Economy juga memiliki kaitan yang sangat erat dengan upaya konservasi laut dan  pesisir, pengembangan inovatif, serta reformasi dan pertumbuhan ekonomi yang merupakan tiga prioritas APEC 2014.

“Oleh karena itu, kami menyerukan kerjasama Blue Economy di kawasan Asia-Pasifik dan menegaskan kembali dukungan kuat kami untuk mengambil tindakan dalam mempromosikan konektivitas dan komunikasi di antara anggota APEC untuk memfasilitasi arus barang, jasa, perdagangan dan investasi,” sebut Sharif.

Selanjutnya, melalui kesepakatan tersebut setiap anggota APEC didorong untuk meningkatkan kebijakan dan dukungan kelembagaan dalam pengelolaan berbasis ekosistem, pemanfaatan insentif ekonomi dan instrumen berbasis pasar yang sesuai untuk menciptakan efisiensi dan memaksimalkan hasil ekonomi yang berkelanjutan.

“Pengembangan Blue Economy membutuhkan pemahaman yang baik tentang kelautan dan peningkatan kemampuan teknologi untuk mengembangkan dan memanfaatkan sumber daya kelautan melalui inovasi," tambah Sharif.

Dalam pengembangan dan kerjasama Blue Economy, keterlibatan sektor swasta yang sesuai dengan pandangan dan prioritas APEC dinilai sangat penting. Anggota APEC didorong untuk menggali masukan dari sektor swasta termasuk usaha kecil dan menengah, seperti melalui dialog kebijakan dan kemitraan swasta publik.

Selain itu, yang menjadi poin penting yang diatur dalam kesepakatan adalah mendorong anggota APEC untuk mengembangkan kegiatan ekonomi kelautan yang ramah lingkungan. “Blue Economy dipilih sebagai pendekatan untuk pengelolaan sumber daya laut berkelanjutan, seperti energi laut terbarukan dan inovasi perikanan budidaya yang berkelanjutan,” katanya. (Handoyo)
baca juga: "Tips" Jokowi Selamatkan Dana Rp 300 Triliun yang Hilang dari Laut

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Pelemahan Rupiah Bakal Berdampak pada Harga Barang Impor sampai Beras

Whats New
Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Apa Mata Uang Brunei Darussalam dan Nilai Tukarnya ke Rupiah?

Whats New
Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Posko Ditutup, Kemenaker Catat 965 Perusahaan Tunggak Bayar THR 2024

Whats New
Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Antisipasi El Nino, Kementan Dorong 4 Kabupaten Ini Percepatan Tanam Padi

Whats New
Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Laba RMKE Cetak Laba Bersih Rp 302,8 Miliar pada 2023

Whats New
Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com