Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: Surplus Neraca Perdagangan Juli Dukung Kinerja Transaksi Berjalan

Kompas.com - 02/09/2014, 09:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2014 surplus 0,13 miliar dolar AS setelah pada bulan sebelumnya defisit sebesar 0,29 miliar dolar AS. Surplus itu disebabkan surplus neraca perdagangan nonmigas Juli 2014 yang meningkat.

"Bank Indonesia memandang surplus neraca perdagangan Juli 2014 ini positif dalam mendukung kinerja transaksi berjalan triwulan III 2014," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara dalam pernyataan resmi, Selasa (2/9/2014).

Lebih lanjut, Tirta mengungkapkan bank sentral memperkirakan perbaikan kinerja neraca perdagangan ke depan akan didukung oleh peningkatan aktivitas ekspor seiring dengan perbaikan ekonomi global dan mulai kembalinya ekspor mineral.

"Bank Indonesia akan terus mencermati risiko global dan domestik yang dapat mempengaruhi prospek defisit transaksi berjalan dan ketahanan eksternal," ujar dia.

Surplus neraca perdagangan nonmigas pada Juli 2014 tercatat 1,73 miliar dolar AS, lebih besar dibandingkan dengan surplus pada Juni 2014 sebesar 0,31 miliar dolar AS. Meningkatnya surplus nonmigas tersebut dipengaruhi oleh penurunan impor nonmigas sebesar 19,55 persen (mtm) yang melampaui penurunan ekspor nonmigas sebesar 7,86 persem (mtm).

Ekspor batubara, minyak nabati, dan produk manufaktur seperti pakaian dan barang-barang rajutan serta bahan kimia organik mengalami peningkatan. Penurunan ekspor nonmigas Juli 2014 terjadi pada hampir seluruh negara tujuan utama seperti Tiongkok, Amerika Serikat, Jepang, dan Singapura, sedangkan ekspor ke India dan Australia tercatat meningkat.

Perbaikan kinerja neraca perdagangan Juli 2014 tertahan oleh melebarnya defisit neraca perdagangan migas yang naik menjadi 1,60 miliar dolar AS dari 0,60 miliar dolar AS di bulan Juni 2014. Meningkatnya defisit neraca perdagangan migas tersebut disebabkan kenaikan impor migas sebesar 22,44 persen (mtm) di saat ekspor migas terkontraksi 8,59 persen (mtm).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com