Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/09/2014, 18:54 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia harus mengeluarkan dana sekitar 100 juta dollar AS atau setara sekitar Rp 1,2 triliun per hari untuk impor minyak, untuk menambal kekurangan kebutuhan pasokan bahan bakar minyak di dalam negeri.

"Ya menambah (pasokan minyak dari impor) sekitar 400.000 barrel per hari, kebutuhan kita satu hari, kita butuh Rp 1,2 triliun, kurang lebih 100 juta dollar AS," kata anggota Badan Pemeriksa Keuangan Bahrullah Akbardi Hotel Grand Sahid Jaya, Senin (8/9/2014).

Bahrullah mengatakan, saat ini produksi minyak (lifting) Indonesia adalah 850.000 barrel per hari. Adapun kebutuhan di dalam negeri mencapai 1,4 juta barrel per hari.

Menurut Bahrullah, untuk menggenjot produktivitas minyak maka pemerintah harus mempercepat pembangunan proyek di sektor energi, termasuk pembangunan kilang minyak. "Harus diperkuat lobi atau negosiasi, karena itu yang bisa mendorong lifting kita," ujar dia.

Adapun terkait pemberantasan mafia migas, Bahrullah mengatakan, BPK punya acuan peraturan berstandar internasional. Dia menambahkan, banyak variabel yang perlu dijalankan pemerintah untuk membuat tata kelola minyak dan gas di Indonesia menjadi lebih baik.

"Yang harus kita perhatikan adalah variabel-variabel, antara lain MOPS, kemudian aktivitasi kilang-kilang, struktur angkutan, pembaruan kilang, pembangunan pusat blending. Banyak variabel kalau bicara tata kelola migas," jelas Bahrullah.

MOPS merupakan kependekan dari Mean of Plats Singapore. Indikator ini merupakan rujukan rata-rata bulanan harga minyak mentah di pasar Singapura, yang saat ini dipakai sebagai basis perhitungan harga minyak oleh Pemerintah Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com