Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merger Bank Saudara-Woori Indonesia Segera Tuntas

Kompas.com - 09/09/2014, 15:11 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com -
Bank Himpunan Saudara 1906 memastikan proses merger dengan Bank Woori Indonesia (BWI) akan tuntas di akhir tahun ini. Menurut Yanto M. Purba, Direktur Utama Bank Saudara, proposal merger tersebut akan masuk ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada pertengahan September ini.

"Baik Bank Saudara dan Bank Woori Indonesia sudah siap. Nanti tinggal submit ke OJK pertengahan bulan ini," terang Yanto, Selasa (9/9/2014).

Hasil merger dua bank tersebut, lanjut Yanto, akan meningkatkan tingkat permodalan dan masuk menjadi Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) 2. Dia juga berharap, hasil merger akan membuat bank naik peringkat berdasarkan aset dari posisi 60 menjadi posisi 40 dari sekitar 119 bank.

Di sisi lain, Yanto menerangkan, Bank Saudara dan Bank Woori akan saling melengkapi dalam hal penyaluran kredit. "Bank Woori kan fokus di korporasi, sementara kami di ritel. Nanti itu akan berimbang," tutur Yanto.

Yanto juga yakin, integrasi Bank Saudara dan Bank Woori bisa sempurna dalam jangka waktu satu tahun, atau lebih cepat ketimbang merger bank lain di tahun-tahun sebelumnya. Yanto menambahkan, kantor pusat bank hasil merger akan tetap berada di Bandung, sesuai dengan lokasi kantor pusat Bank Saudara saat ini.

Dalam rancangan bisnis, merger antara Bank Saudara dan Bank Woori akan menghasilkan aset senilai Rp 18 triliun, penyaluran kredit Rp 13,05 triliun, ekuitas Rp 2,45, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) 20,53 persen, dana pihak ketiga (DPK) Rp 13,45 triliun, dan laba bersih Rp 390,38 miliar.

Asal tahu saja, merger tersebut dilatarbelakangi pembelian 33 persen saham Bank Saudara oleh Woori Bank Korea (WBK) dan Bank Woori Indonesia. Total pembelian saham SDRA oleh WBK dan BWI dari Arifin Panigoro dan PT Medco Intidinamika (PTMI) mencapai Rp 713,19 miliar. 

Pasca-akuisisi ini, total kepemilikan Arifin Panigoro dan Medco Intidinamika di Bank Saudara bakal menyusut menjadi masing-masing 27,27 persen dan 3,68 persen, dan sisanya sebesar 36,05 persen masih dimiliki publik. Sebelumnya, taipan minyak itu menguasai 52,92 persen, sedangkan Medco Intidinamika memiliki 11,03 persen saham. (Issa Almawadi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com