Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apple Gagal Kesankan Investor, Bursa AS Berakhir Turun

Kompas.com - 10/09/2014, 07:29 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Saham-saham di Wall Street berakhir jatuh pada Selasa (9/9/2014)  (Rabu pagi WIB). Hal itu karena merahnya saham-saham bank-bank besar setelah Federal Reserve AS mengindikasikan persyaratkan modal yang lebih ketat.

Sementara Apple gagal mengesankan para investor mengirimkan sahamnya lebih rendah setelah peluncuran produknya yang banyak ditunggu, menambah aksi jual pada sektor teknologi yang lebih luas.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 97,55 poin (0,57 persen) pada 17.013,87. Indeks berbasis luas S&P 500 melemah 13,10 poin (0,65 persen) menjadi 1,988.44, dan indeks komposit teknologi Nasdaq berkurang 40 poin (0,87 persen) ke posisi 4.552,29.

Anggota Dow, JPMorgan Chase dan Goldman Sachs, masing-masing turun 1,4 persen dan 1,5 persen dan Morgan Stanley jatuh 2,7 persen setelah pejabat terkemuka Fed AS mengatakan bank-bank terbesar dengan ketergantungan yang tinggi terhadap pendanaan jangka pendek akan memiliki aturan modal yang lebih ketat, untuk memastikan mereka tidak menempatkan sistem keuangan pada risiko.

Pasar lebih rendah pada awal perdagangan dan kerugian melaju cepat pada sore hari setelah Apple, meluncurkan iPhone baru, sebuah sistem "mobile-payment" (pembayaran bergerak) dan "smartwatch" (jam pintar).

Jack Ablin, kepala investasi di BMO Private Bank, mengatakan investor tampaknya kecewa, saham Apple ditutup turun 0,4 persen.

"Investor telah datang ke harapan game-changer dari perusahaan ini dan apa pun singkatnya itu mengecewakan," katanya.

Anggota Dow, Home Depot, turun 2,1 persen setelah menyatakan bahwa sistem data pembayarannya telah dilanggar, berpotensi mempengaruhi pelanggan yang menggunakan kartu kredit di AS dan Kanada.

McDonald, anggota Dow lainnya, turun 1,5 persen karena melaporkan bahwa penjualan globalnya pada Agustus turun 3,7 persen sebagian karena penurunan 14,5 persen di divisi Asia/Pasifik, Timur Tengah dan Afrika menyusul skandal keamanan makanan di Tiongkok.

Raksasa ritel daring (online) Amazon tenggelam 3,7 persen setelah memangkas harga telepon pintar (smartphone) Fire-nya dari 199 dollar AS menjadi 99 dolar AS dengan kontrak dua tahun. Para analis melihat pemotongan harga sebagai sebuah tanda telepon yang sedang dijual buruk.

Perusahaan makanan General Mills turun 0,6 persen setelah mengumumkan bahwa pihaknya akan mengakuisisi perusahaan makanan organik Annie dalam kesepakatan senilai 820 juta dollar AS.

General Mills mengatakan pembelian akan meningkatkan posisinya dalam segmen bisnis yang semakin populer. Saham Annie melonjak 37,6 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup Sampai Hari Ini

Whats New
Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Turun, Inflasi April 2024 Capai 3 Persen

Whats New
Harga Tiket Kereta Api 'Go Show' Naik Mulai 1 Mei

Harga Tiket Kereta Api "Go Show" Naik Mulai 1 Mei

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com