Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenalkan Uang Lewat Manajemen Uang Saku (2)

Kompas.com - 11/09/2014, 12:09 WIB

KOMPAS.com -Demi masa depan yang lebih sejahtera, para perencana keuangan menyarankan agar setiap orang tua menularkan disiplin pengelolaan keuangan kepada anak-anak sejak dini. Usia sekolah dasar (SD) menjadi waktu yang tepat untuk memulai proses edukasi finansial tersebut. Orang tua bisa mulai mengajarkan manajemen uang saku dengan mengatur nilai uang saku yang diberikan maupun frekuensi pemberian uang saku tersebut.  

Setelah terlatih mengatur penggunaan uang saku selama usia SD, orang tua bisa mulai mengajarkan manajemen keuangan dan anggaran yang sesungguhnya ketika buah hati memasuki pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP). "Bisa dengan mengajak belajar membuat anggaran sederhana," kata Farah Dini Novita, Senior Financial Executor Zeus Consulting. 

Di usia SMP ke atas, anak sudah bisa diajak untuk mengatur keuangan. Ajak anak duduk bersama menyusun anggaran. Berapa besar uang saku mereka, berapa nilai rencana pengeluaran, lalu berapa yang perlu mereka sisihkan di awal sebagai tabungan. 

Kenalkan dengan prinsip utama keuangan yang sehat, yaitu pengeluaran tidak boleh melebihi pemasukan. Dalam kesempatan itu, menurut perencana keuangan, Anda bisa sekalian mengajarkan tentang perbedaan antara kebutuhan dan keinginan. Pelajaran itu penting agar anak tidak terjebak perilaku konsumtif. 

"Yang lebih penting lagi adalah orangtua harus memberikan contoh pengaturan keuangan yang baik," kata Farah. Akan susah mengajarkan prinsip manajemen keuangan yang sehat jika orangtuanya sendiri tidak mampu mempraktikkannya. 

Sisihkan untuk tabungan 
Melalui pemberian uang saku, orangtua bisa mengajari anak untuk belajar menabung atau berinvestasi sedari dini. Biasakan mengajak mereka menyisihkan tabungan di awal perencanaan anggaran. Ajak anak ke bank untuk membuka rekening anak yang banyak ditawarkan oleh bank.

"Setiap bulan, hasil tabungan mereka kita setor ke bank dan mereka harus melihat prosesnya," kata Farah. Menyaksikan penambahan uang mereka dari waktu ke waktu bisa menyemangati mereka untuk lebih giat menabung. 

"Berikan insentif atau reward jika mereka berhasil menabung," imbuh Mike Rin, perencana keuangan MRE Consulting. Misalnya, dengan memberikan tambahan uang tabungan. 

Mike mengingatkan, orangtua perlu juga memberikan keleluasaan pada anak untuk memanfaatkan hasil tabungannya. "Kalau hanya menabung tanpa boleh digunakan, anak jadi tidak bersemangat," ujarnya. Arahkan pula agar aksi menabung itu mempunyai tujuan yang jelas dan positif. Misalkan, untuk membeli barang idaman, atau untuk dana liburan bersama teman-teman satu geng. 

Ajari trik berhemat 
Usia anak-anak juga bisa Anda manfaatkan untuk mengajari trik berhemat dalam mengelola uang saku. Anak harus tahu konsekuensi jika anggaran habis, orangtua tidak memberikan tambahan uang saku lagi.

Perencana keuangan dan Chairman One-Shildt Financial Planning Risza Bambang, mencontohkan, agar pengeluaran pulsa telepon sesuai anggaran, anak bisa diarahkan untuk memanfaatkan aplikasi chatting gratis di ponsel alih alih memakainya untuk bertelepon ria. "Biasakan juga belanja cerdas dengan cermat membandingkan harga barang di pasar," imbuh Farah.

Nah, kini saatnya belajar menerapkan bersama anak! (baca sebelumnya: Mengenalkan Uang Lewat Manajemen Uang Saku (1))
(Maria Elga Ratri, Ruisa Khoiriyah)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com