Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RNI Mulai Bangun Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Senilai Rp 100 Miliar di Sumsel

Kompas.com - 16/09/2014, 13:45 WIB

PALEMBANG, KOMPAS.com - PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) melalui anak perusahaanya PT Perkebunan Mitra Ogan memulai pembangunan pabrik baru pengolahan kelapa sawit di Sumatera Selatan pada hari ini, Selasa (16/9/2014). Dana yang dibutuhkan untuk pembangunan tersebut mencapai Rp 100 miliar.

Dana tersebut sebagian merupakan fasilitas pinjaman yang disediakan oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI). Pabrik ditargetkan beroperasi pada November 2015. Pembangunan pabrik baru yang berlokasi di kawasan Kecamatan Batanghari Leko, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) merupakan bagian dari ekspansi bisnis kelapa sawit oleh Mitra Ogan di Sumatera Selatan.

Direktur Utama PT RNI Ismed Hasan Putro mengatakan saat ini ekspansi pembangunan kebun kelapa sawit di kawasan Muba terdiri dari dua kebun yaitu Kebun Batanghari Leko (BHL) dengan total lahan seluas 7.500 hektar dan Kebun Sekayu Sungai Keruh (SSK) dengan total lahan yang sudah digarap sebesar 3.000 hektar (luas tertanam 1.400 hektar).

"Dengan pembangunan pabrik baru ini diharapkan dapat menampung hasil produksi dari kedua kebun tersebut dengan produktivitas antara 27-30 ton per hektare," ujar Ismed dalam siaran pers, Selasa (16/9/2014).

Ismed menambahkan pabrik CPO ini juga dapat menampung hasil dari Kebun PT Laskar  (Laras Astra Kartika) yang juga merupakan anak perusahaan dari PT RNI yang bergerak dalam perkebunan kelapa sawit dan kebun-kebun dari masyarakat sekitar pabrik.

Selama ini PT Perkebunan Mitra Ogan sudah mengoperasikan dua unit pabrik pengolahan CPO yang berbasis di Kecamatan Peninjauan, Kabupaten Ogan Komering Ulu, yaitu PKS-I dengan kapasitas sebesar 60 ton per jam dan PKS-II dengan kapasitas sebesar 30 ton per jam.

Kedua pabrik tersebut mengolah hasil kelapa sawit dari 9.741 ha kebun inti dan 16.150 ha kebun plasma. Dengan adanya pabrik CPO ketiga ini akan meningkatkan skala produksi dari 90 ton per jam menjadi 120 ton per jam.

Saat ini PT Perkebunan Mitra Ogan mampu menghasilkan CPO hingga 90.000 ton per tahun yang dipasarkan di dalam negeri. Diharapkan dengan adanya pabrik CPO yang baru ini, target perusahaan untuk menghasilkan CPO dapat mencapai 130.000 ton per tahun sehingga dapat digunakan untuk kebutuhan ekspor.

Pabrik yang dibangun ini menggunakan sistem yang berbeda dari pabrik yang sudah ada. Perbedaannya terletak pada tipe stasiun rebusan yang menggunakan tipe rebusan tegak (vertical sterilizer). Keuntungan dari sistem ini adalah pengoperasian yang lebih banyak dilakukan secara otomatis, sehingga operasional lebih efisien dan efektif dan dapat beroperasi lebih optimal (jam stagnasi lebih terkontrol).

Selanjutnya adalah penggunaan Stasiun Boiler dengan tipe Saturated (water tube boiler) atau tipe uap basah dengan keuntungan akan mengurangi konsumsi bahan bakar yang dibutuhkan baik untuk cangkang dan fiber.

Salah satu kelebihan lainnya adalah penggunaan Loading Ramp yang posisi konstruksinya di atas permukaan tanah (diatas 6 meter) dengan keuntungan dapat mengurangi resiko kerusakan mesin-mesin pabrik apabila tergenang oleh banjir.

Saat ini pemerintah tengah berkomitmen serius dalam memenuhi dan menjaga cadangan pangan nasional seperti gula, air, teh dan sebagainya. Gagasan ini disambut baik oleh kalangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) khususnya PT RNI dengan membuka pabrik baru dan terus aktif mengeluarkan produk-produk pangan baru.

Selain itu, pembukaan pabrik baru pengolahan minyak kelapa sawit (CPO) ini sebagai bukti PT RNI konsisten menjaga bisni pada jalur perkebunan dan produk pangan yang menjadi core bisnisnya selama ini. Ke depan pengembangan bisnis dalam bidang lain akan tetap dilakukan.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Whats New
Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Whats New
Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com