Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom: IHSG dan Rupiah Masih dalam Bayang-bayang Tekanan

Kompas.com - 17/09/2014, 14:12 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada (UGM) A Tony Prasetiantono mengungkapkan, dalam beberapa waktu terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah mengalami tekanan yang besar. Kondisi tersebut dipengaruhi sentimen internal maupun eksternal.

"IHSG pernah mencapai 5.246, kemudian terkoreksi menjadi di bawah 5.200. Rupiah hampir Rp 12.000 per dollar AS, padahal tidak ada perubahan apa-apa, indikator ekonomi yang signifikan di dalam negeri, cadangan devisa kita malah naik. Sentimen AS yang membaik sangat besar," kata Tony pada acara Investor Summit and Capital Market Expo, Rabu (17/9/2014).

Tony mengungkapkan, perekonomian AS saat ini sedang sangat bergairah. Ini dibuktikan dengan terciptanya lapangan kerja yang saat ini mencapai 200.000 lapangan kerja per bulan. Bagi AS, angka ini sangat besar.

"Ini angka yang sangat besar bagi AS sejak Mei 2013. Waktu itu (lapangan kerja yang tercipta) 130.000. Pengangguran AS turun dari persen di 2009 menjadi 6,2 persen. Tanda-tanda ekonomi AS membaik terasa," jelas Tony.

Hal lain adalah kebijakan tapering off quantitative easing yang akan dihentikan. Kebijakan ini, jelas dia, mulai dinyatakan untuk mulai direm oleh mantan Gubernur Federal Reserve Ben S Bernanke.

"Quantitative easing artinya mencetak uang, 600 miliar dollar AS tahun 2009 sampai 2011, kemudian 80 miliar dollar AS di 2013. Gubernur Janet Yellen menyatakan akhir Oktober quantitative easing akan dihentikan, AS tidak perlu lagi memompa uang di pasar uang New York. Aliran dana ke seluruh dunia akan berkurang, dollar AS menguat. Indeks Dow Jones kembali ke 17.000, jadi dollar AS menguat dan rupiah melemah," papar Tony.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com