Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiongkok Gagas Dua Inisiatif Baru untuk Perdagangan Internasional

Kompas.com - 23/09/2014, 14:54 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Raksasa ekonomi dunia setelah Amerika Serikat, yakni China, menggagas dua inisiatif baru untuk perdagangan internasional, utamanya dengan negara-negara ASEAN, dan kawasan Asia-Pasifik.

Wakil Menteri Perdagangan RI Bayu Krisnamurthi usai kunjungannya ke China pekan lalu menuturkan, inisiatif pertama yang digagas China adalah mendorong perdagangan bebas di kawasan Asia-Pasifik.

“Mereka nampaknya akan mendorong Free Trade Area on The Asia Pacific,” kata Bayu dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (23/9/2014).

Bayu mengatakan, sebenarnya ide ini sudah digulirkan sekitar 8-9 tahun silam, namun belum juga terealisasi. “Tapi karena RRT tahun ini menjadi Chairman APEC, nampaknya mereka akan push itu, akan bisa bergulir,” ucap Bayu.

Bayu menuturkan lebih lanjut, meskipun belum terjadi kesepakatan diantara negara-negara anggota APEC, namun kemungkinan besar inisiatif yang dibawa China ini akan diwujudkan. Menghadapi inisiatif tersebut, dia bilang, Indonesia harus melakukan antisipasi.

“Karena sebenarnya, Indonesia ingin konsentrasi ke RCEP, Regional Comprehensive Economic Partnership, yaitu antara ASEAN 6, dan di ASEAN ini, Indoneia menjadi koordinatornya. Nah, ini dari Beijing keluar pesan mereka ingin mendorong FTAP. Tentu ini masih awal,tapi tentu perlu kita lihat dan antisipasi,” tegas dia.

Sementara itu, inisiatif kedua yang digagas China adalah Maritim "Silk Road" of The 21th Century. Bayu menjelaskan, berabad-abad tahun yang lalu Laksamana Cheng Ho membawa misi dagang bermula dari Shanghai melewati Laut China Selatan, lalu masuk melalui Palembang, dan ke India dan seterusnya melalui jalur ini.

"China nampaknya ingin mendorong itu dihidupkan kembali menjadi jalur keterikatan maritim dalam hal dagang, dengan RRT sebagai motor penggeraknya," kata Bayu.

Sebagai negara kepulauan, tentu Indonesia menyambut baik inisiatif China ini. Namun, lanjut Bayu, perlu dicermati pula dampak dari inisiatif tersebut terhadap perdagangan Indonesia sendiri.

"Istilah PM mereka, China ingin membuka dekade baru. Menutup Golden Decade, memasuki Diamond Decade. Kata mereka, ini proyek China 2015-2025," sambung Bayu.

Indonesia memang tengah mengelola perdagangan internasional mereka. Kendati demikian, dia bilang, inisiatif dari negara sebesar RRT tidak bisa diabaikan begitu saja.

"Dua inisiatif ini bukan berarti serta merta kita harus apriori karena RRT sekarang merupakan mitra utama dagang kita, walaupun kita mengalami defisit. Kita harus memiliki strategi untuk menghadapi itu, kemudian mengambil langkah untuk memaksimalkan kepentingan kita," tandas Bayu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com