Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom: PDI-P Lebih Terbuka, Pelaku Pasar akan Gembira

Kompas.com - 29/09/2014, 13:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa hari belakangan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah merosot jauh. Salah satu faktor penyebab anjloknya IHSG dan rupiah adalah pengesahan Rancangan Undang-undang (RUU) Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pekan lalu.

Kepala Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Destry Damayanti mengungkapkan, pasar memandang pengesahan RUU tersebut, yang diwarnai walkout dari satu fraksi, merupakan sebuah sentimen negatif. Oleh karena itu, untuk memperbaiki performa IHSG dan nilai tukar rupiah, diperlukan upaya untuk menghembuskan sentimen positif bagi pasar.

Destry menyatakan, kondisi pelemahan tersebut pun bisa bertahan lama. "Bisa panjang. Makanya diperlukan satu sentimen positif," kata Destry kepada Kompas.com, Senin (29/9/2014).

Destry menjelaskan, ada beberapa momentum yang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan sentimen positif bagi kinerja IHSG dan rupiah. Pertama, pelantikan anggota parlemen pada 1 Oktober 2014 mendatang. Meski sedikit terjadi perubahan komposisi, diharapakan PDI-P dapat mengakomodir koalisi yang lebih besar.

"PDI-P harus membuka kesempatan bagi yang lain, tidak hanya partai koalisi yang ada saat ini. Ibu Megawati mungkin bisa turun juga untuk membuka kesempatan ini. Jiwa besar PDI-P dibutuhkan," ujar Destry.

Selain itu, pasar juga menunggu kemungkinan sentimen positif dari pembentukan kabinet Joko Widodo-Jusuf Kalla. Susunan kabinet yang diisi oleh sosok-sosok kandidat menteri yang kompeten diharapkan mampu memperbaiki kondisi Indonesia dan membuat pasar optimis, sehingga performa IHSG dan rupiah dapat terkerek.

"Pasar menunggu pengumuman susunan kabinet Jokowi-JK. Jokowi tidak mungkin bisa bergerak sendirian. Ini (susunan kabinet) diharapkan menjadi sentimen positif," sebut Destry.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com