Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Foto Makanan Sebelum Disantap, Cara Mudah Bantu Promosi Kuliner Indonesia

Kompas.com - 30/09/2014, 07:05 WIB
Tabita Diela

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Kebiasaan masyarakat Indonesia memfoto makanan sebelum disantap rupanya bisa membantu promosi kuliner Indonesia pada dunia internasional. Semakin populer, sektor kuliner akan semakin banyak memberikan pemasukan bagi negara ini.

Hal ini disampaikan oleh CEO Kelana Rasa Culinary Solutions Consulting, Arie Parikesit, dalam seminar bertajuk "Menggali Ragam dan Bisnis Wisata Kuliner" di Jakarta, Senin (29/9/2014). Sekadar mengunggah foto makanan di media sosial, seperti Facebook, Instagram, dan Twitter menurut Arie bisa mempromosikan kuliner asal Indonesia.

Selain itu, gerakan membubuhkan tanda pagar (tagar, hashtag) bernuansa kuliner Indonesia di media sosial juga bisa mempopulerkan kekayaan Indonesia, khususnya di bidang kuliner. Dengan cara ini, rasa keingintahuan dunia internasional akan meningkat. Namun, menurut Arie, kedua hal yang sudah disampaikannya tersebut hanya menyentuh permukaan saja.

Arie mengungkapkan bahwa masyarakat Indonesia sendiri harus memperdalam pengetahuannya mengenai kuliner asli Indonesia. "Pertama, kita sendiri kadang mempromosikan sesuatu yang kita belum kenal banget. Seharusnya kita sosialisasikan dulu di dalam negeri. Setelah para chef dalam negeri mengenal betul masakan tradisional Indonesia, baru mulai ke luar negeri," ujarnya.

Hal ini, menurut Arie, bukan hanya tugas pemerintah. Masyarakat, termasuk pekerja media, juga punya andil mempopulerkan hidangan khas Indonesia ke dalam negeri terlebih dahulu. Caranya pun bisa mulai dari hal paling sederhana. Misalnya, mengunggah foto makanan sembari bercerita mengenai makanan tersebut.

"Bukan hanya foto, tapi cerita lebih banyak. Misalnya, mengapa soto menggunakan koya," ujar Arie. "Menyertakan info membantu sekali untuk banyak orang, bahwa ternyata kuliner Indonesia seperti ini."

Arie juga mengungkapkan pentingnya lembaga pendidikan, khususnya yang berhubungan dengan dunia tata boga. Menurutnya, lembaga pendidikan tata boga memang sudah mulai mengenalkan masakan tradisional Indonesia ke dalam kurikulumnya. Hanya saja, pengenalan ini tergolong terlambat.

"Kami bertahun-tahun belajar bikin steak paling enak, ternyata bikin rendang tidak semudah itu. Jangan-jangan malah lebih jago membuat pasta," keluhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com