Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sulbar Ekspor 60.000 Ton Minyak Goreng ke China dan Filipina

Kompas.com - 03/10/2014, 14:08 WIB
Kontributor Polewali, Junaedi

Penulis


MAMUJU UTARA, KOMPAS.com - Industri perkebunan dan pengolahan sawit yang dikembangkan di Sulawesi Barat mulai melakukan ekspor ke berbagai negara. Untuk tahap awal, hasil yang diekspor berupa minyak goreng sebanyak 60.000 metrik ton ke China dan Filipina.

PT Tanjung Sarana Lestari merupakan salah satu perusahaan yang tergabung dalam Grup Astra, yang pada hari ini mulai mengoperasikan pabrik minyak goreng baru dengan kapasitas produksi 2.000 metrik ton per hari. Hasil pengolahan juga akan diekspor ke China dan Filipina.

Humas Grup Astra Mochammad Husni kepada wartawan, Jumat (3/10/2014) mengatakan, selain minyak goreng, perseroan juga akan mengekspor produk olahan berupa olein (bahan baku minyak goreng 75 persen), stearin (bahan baku mentega 20 persen) dan pfad (bahan baku utk sabun colek, biodisel 5 persen) ke negara lain.

Gubernur Sulawesi Barat Anwar Adnan Saleh mengatakan, pembangunan pabrik yang diresmikan hari ini adalah kebijakan pemerintah pusat dan bekerja sama dengan sejumlah perusahaan perkebunan kelapa sawit untuk memasok kebutuhan minyak goreng lokal untuk pasar lokal maupun ekpor.

“Kami berharap akan banyak investor lain yang tertarik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Sulbar dan membuka lapangan kerja yang luas bagi warga. Hanya saja kami menegaskan agar semua perusahan bisa menjaga kelestarian lingkungan,” ujarnya.

Sementara itu, Bupati Mamuju Utara, Agus Djiwa mengatakan, kehadiran pabrik minyak goreng ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi rakyat Mamuju Utara. Agus juga mengingatkan agar setiap investor bisa menjaga hubungan baik dengan masyarakat, terutama petani sawit supaya tidak ada pergesekan.

“Kami berharap industri sawait yang sednag dikembangkan di Mamuju utara juga bisa memberi nilai tambah bagi masyarakat lokal minimal mengurangi pengagguran dnegan mengangkat tenaga kerja lokal yang lebih banyak,” ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com