Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BUMI Masih Optimistis dengan Kelanjutan Proyek Migas di Yaman

Kompas.com - 06/10/2014, 22:41 WIB
Tabita Diela

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Direktur PT Bumi Resources Tbk. (BUMI), Ari S. Hudaya mengungkapkan optimismenya pada proyek Gallo Oil (Jersey) Ltd. di Yaman. Hal ini dia sampaikan dalam pemaparan Public Expose Insidentil di Jakarta, Senin (6/10/2014).

"Kenapa saya masih percaya dengan Gallo, meskipun sudah lama? Karena di Gallo ada dua blok, kalau di sini kami tulis adalah untuk pengerjaan di Blok 13 dan Blok R2. Saya masih percaya di Blok 13 ada potensi besar yang datanya belum bisa saya ungkapkan, sampai nanti setelah eksplorasi keluar dengan pihak ketiga punya pendapat," ujarnya.

Menurut Ari, biaya untuk membangun sumur dalam pada satu blok cukup besar, yaitu sekitar 50 juta dollar AS sekali mengebor. Namun, Gallo juga menjanjikan kesempatan bagi Perseroan.

"Kalau ditanya sebagai management, yes I do believe so. Saya belum bisa declare datanya sampai ada pihak ketiga yang bisa meng-confirm. Tapi saya tidak akan menyerah. Karena kalau ini berhasil, BUMI mempunya dua portfolio yang akan saling menolong. Insyaallah saya berhasil," imbuhnya.

Sebagai catatan, BUMI baru saja membatalkan penerbitan saham baru senilai 275 juta dollar AS karena mengalami kekurangan permintaan. Karena itu, rencana alokasi saham senilai 48 juta dollar AS atau Rp552 miliar untuk program Blok 13 dan Blok R2 dari konsesi hidrokarbon yang dimiliki Gallo Oil (Jersey) Ltd urung dilaksanakan.

Ari mengungkapkan, karena tidak ada pemegang saham yang membeli saham baru yang ditawarkan, maka dia akan mencoba negosiasi ulang dengan kontraktor di Yaman.

"Gallo 11 tahun dikerjakan, karena butuh uang yang cukup mahal di sana. Kan selama ini dana investasi kita berikan ke batu bara, tidak ke minyak. Gallo itu minyak," pungkas Ari seusai paparan Public Expose Insidentil di Jakarta, Senin (6/10/2014).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com