"Kenapa saya masih percaya dengan Gallo, meskipun sudah lama? Karena di Gallo ada dua blok, kalau di sini kami tulis adalah untuk pengerjaan di Blok 13 dan Blok R2. Saya masih percaya di Blok 13 ada potensi besar yang datanya belum bisa saya ungkapkan, sampai nanti setelah eksplorasi keluar dengan pihak ketiga punya pendapat," ujarnya.
Menurut Ari, biaya untuk membangun sumur dalam pada satu blok cukup besar, yaitu sekitar 50 juta dollar AS sekali mengebor. Namun, Gallo juga menjanjikan kesempatan bagi Perseroan.
"Kalau ditanya sebagai management, yes I do believe so. Saya belum bisa declare datanya sampai ada pihak ketiga yang bisa meng-confirm. Tapi saya tidak akan menyerah. Karena kalau ini berhasil, BUMI mempunya dua portfolio yang akan saling menolong. Insyaallah saya berhasil," imbuhnya.
Sebagai catatan, BUMI baru saja membatalkan penerbitan saham baru senilai 275 juta dollar AS karena mengalami kekurangan permintaan. Karena itu, rencana alokasi saham senilai 48 juta dollar AS atau Rp552 miliar untuk program Blok 13 dan Blok R2 dari konsesi hidrokarbon yang dimiliki Gallo Oil (Jersey) Ltd urung dilaksanakan.
Ari mengungkapkan, karena tidak ada pemegang saham yang membeli saham baru yang ditawarkan, maka dia akan mencoba negosiasi ulang dengan kontraktor di Yaman.
"Gallo 11 tahun dikerjakan, karena butuh uang yang cukup mahal di sana. Kan selama ini dana investasi kita berikan ke batu bara, tidak ke minyak. Gallo itu minyak," pungkas Ari seusai paparan Public Expose Insidentil di Jakarta, Senin (6/10/2014).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.