"Industri nasional masih melempem karena bersaing dengan produk asing yang membanjiri Indonesia, otomatis ekspornya menurun," kata Dani di Jakarta, Senin (6/10/2014).
Dani mengatakan industri nasional khususnya usaha kecil menengah (UKM) belum bisa bersaing dengan produk-produk impor murah dari Tiongkok.
Menurut Dani, regulasi yang mengatur tentang perindustrian juga masih menguntungkan pemodal asing. Karenanya, kata dia, butuh regulasi yang berpihak kepada industri nasional.
"Dengan regulasi yang seperti ini, industri nasional tidak memiliki daya tahan terhadap hantaman produk impor yang relatif murah," imbuh Dani.
Dani menyebut peningkatan ekspor yang sangat lambat menyebabkan pemerintah tidak memiliki uang. Padahal, kata dia, utang luar negeri bisa ditutup dengan devisa hasil penerimaan ekspor.
Untuk meningkatkan daya saing ekspor produk-produk nasional, tegas Dani, perlu pondasi ekonomi yang kuat agar UKM Indonesia mampu bersaing dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
"Masalah di regulasi dan strukturalnya harus dikenali dulu agar kebijakan yang diambil bisa tepat sasaran," ujar Dani.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.