Kementerian Perdagangan mengharapkan, salah satu yang bisa menyerap BBN adalah BUMN energi yakni PT Pertamina (Persero). "Saya kira tidak berubah, nonmigas akan positif dan lumayan meski tidak spektakuler. Tapi migas yang nampaknya masih akan terus tertekan. Kalau serapan BBN tidak berjalan dan tidan mengurangi impor minyak, kita makin negatif," kata Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi, di Jakarta, Selasa (7/10/2014).
Bayu menjelaskan, dengan memanfaatkan BBN berbasis sawit, Indonesia memiliki dua keuntungan. Pertama, harga crude palm oil (CPO) akan terkerek permintaan baru. Sebagaimana diketahui CPO telah kehilangan 25 persen lebih harganya, sejak Januari 2014. Awal tahun harga CPO di kisaran 970 dollar AS per metrik ton, merosot menjadi 726 dollar AS per metrik ton.
"Keuntungan kedua, dengan menggunakan BBN, maka ini akan mengurangi impor migas," imbuh Bayu.
Badan Pusat Statistik mencatat ada penurunan impor migas pada Agustus 2014, meskipun nilainya masih tinggi. Bayu menuturkan, mendatory biofuel 10 persen belum berjalan sesuai yang diharapkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.