Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Mentah Melorot ke Level Terendah 22 Bulan

Kompas.com - 10/10/2014, 08:26 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga minyak dunia jatuh pada Kamis (9/10/2014) waktu setempat (Jumat pagi WIB), seiring adanya bukti terbaru pelemahan ekonomi di zona euro, terutama di Jerman, menambah kekhawatiran perlambatan pertumbuhan global dan pasokan minyak mentah berlimpah.

Kontrak berjangka acuan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November, turun 1,54 dollar AS untuk hari kedua berturut-turut, menjadi ditutup pada 85,77 dollar AS per barel, tingkat terendah sejak pertengahan Desember 2012.

Minyak mentah Brent untuk pengiriman November, acuan internasional, jatuh di bawah 90 dollar AS ke tingkat terendah dua tahun 89,90 dollar AS per barel, atau merosot 1,33 dollar AS di perdagangan London. Ini penutupan terendah sejak 21 Juni 2012.

"Pasar melanjutkan penurunannya didorong berita ekonomi yang buruk di Eropa dan khususnya Jerman, serta kekhawatiran perlambatan pertumbuhan secara signifikan," kata Andy Lipow dari Lipow Oil Associates.

Minyak mentah berjangka telah menukik ke posisi terendah serupa pada Rabu (8/10/2014), setelah laporan mingguan persediaan minyak AS menunjukkan stok meningkat di konsumen minyak utama Amerika Serikat, sinyal melemahnya permintaan.

Data baru menunjukkan penurunan tajam dalam ekspor dari dua negara terbesar zona euro, Jerman dan Prancis, ditambah oleh penurunan tajam perkiraan pertumbuhan untuk Jerman dari empat "think tank" terkemuka Jerman.

"Penurunan Brent di bawah tingkat 90 dolar AS adalah perkembangan bearish lainnya dan menunjukkan pasar tidak hanya khawatir tentang pasokan minyak yang berlebihan, tetapi sekarang tentang permintaan juga," sebut analis Forex.com Fawad Razaqzada.

"Semuan tiba-tiba, resesi untuk Jerman terlihat dekat, yang bukan pertanda baik bagi zona euro, secara keseluruhan, karena Jerman merupakan lokomotif ekonomi dari blok mata uang tunggal."

Ketua Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde pada Kamis memperingatkan bahwa ada kemungkinan 35-40 persen dari zona euro tergelincir kembali ke dalam resesi, jika tidak mengambil tindakan untuk mencegahnya.

Pasar minyak masih di bawah tekanan dari pasokan global yang melimpah. Pada Rabu, Departemen Energi AS mengatakan cadangan minyak mentahnya melonjak sebesar 5,0 juta barel dalam pekan yang berakhir 3 Oktober.

"Kebanyakan jika tidak semua dari aliran berita baru-baru ini telah dinilai negatif, dengan perkiraan permintaan direvisi lebih rendah sementara pasokan terus meningkat," kata analis Saxo Bank, Ole Hansen.

"Peningkatan pasokan sedang dicatat oleh Amerika Serikat dan di antara anggota OPEC yang terus memproduksi lebih besar dari target yang ditetapkan mereka 30 juta barel per hari."

Pasokan minyak mentah dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) naik pada September. Arab Saudi, pengekspor minyak mentah utama, menurunkan harga patokan minyak mentah untuk pelanggannya di Asia pada pekan lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com