Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengusaha Indonesia Jago Kandang?

Kompas.com - 10/10/2014, 13:04 WIB
Tabita Diela

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Daya saing pengusaha Indonesia kurang kuat jika dibandingkan dengan daya saing pengusaha asing. Hal ini diungkapkan oleh Presiden Direktur PT ILTHABI Rekatama, Ilham Akbar Habibie. 

Bahkan, putra BJ Habibie itu, menyebut, pengusaha asal Indonesia hanya "jago kandang".  "Kita jago kandang. Kita selalu mengungkapkan, buat apa ekspor? Buat memenuhi kebutuhan dalam negeri saja sudah cukup. Itu bahaya," ujarnya dalam Indonesia Knowledge Forum III 2014 di Jakarta, Jumat (10/10/2014).

Ilham tidak menampik bahwa pasar dalam negeri Indonesia sudah cukup besar. Memenangkan pasar di dalam negeri pun bukan hal sepele. Namun, hal tersebut relatif lebih mudah ketimbang memaksakan diri untuk berkompetisi dalam pasar dunia.

Selain itu, menahan diri untuk berekspansi ke luar negeri juga tidak bisa memberikan devisa, dan membuat pengusaha tidak mengerti daya saing perusahaannya. "(Dengan ekspor) Selain dapat devisa, kita bisa mengukur daya saing kita. Menurut saya, yang saya tahu hanya Indofood (yang sudah mendunia). Tidak mudah itu, dia punya pabrik di mana-mana. Dia harus mengerti selera masyarakat di masing-masing tempat. Di benak saya, itu benar-benar perusahaan global," ujanya.

Menurut Ilham, tidak banyak perusahaan yang berusaha sekeras Indofood dan menyamai keberhasilannya. Dengan kata lain, rata-rata pengusaha Indonesia belum kompetitif. Alasan utama rendahnya kompetensi mereka itu karena tidak pernah ekspor.

Namun, bagai dua sisi mata uang yang menawarkan dua hal berbeda, kekeraskepalaan pengusaha untuk tetap berusaha di dalam negeri pun memberikan keuntungan. Di tengah kondisi ekonomi dunia yang tidak pasti, langkah tersebut mampu membuat usaha lebih stabil.

"Saya tidak bilang itu tidak baik. Itu sebetulnya sangat sustainable. Tiongkok pun sedang mengubah bisnis mereka dari industri ekspor yang begitu kuat karena saat ini pasar ekspornya lemah. Terpaksa mereka harus balik ke pasar dalam negeri," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com