Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonom Perancis Sabet Nobel Ekonomi

Kompas.com - 13/10/2014, 19:38 WIB

STOCKHOLM, KOMPAS.com - Ekonom Perancis, Jean Tirole berhasil memenangkan hadiah Nobel Ekonomi. Dia berhasil menyabet penghargaan bergengsi itu setelah melakukan riset mengenai kekuatan pasar dan regulasi. Hasil riset itu dinilai bisa membantu pengambil kebijakan untuk melakukan kesepakatan dengan kekuatan modal, yang saat ini didominasi oleh beberapa gelintir perusahaan.

"Tirole adalah salah satu ekonom paling berpengaruh saat ini," demikian pernyataan the Royal Swedish Academy of Sciences selaku penyelenggara penganugerahan Nobel. Tirole, 61, bekerja pada Toulouse School of Economics Perancis. DIa sebelumnya telah mendapatkan gelar Ph.D. dari Massachusetts Institute of Technology.

Dalam risetnya, Tirole menyebutkan bahwa sektor industri yang dikuasai oleh sedikit korporasi bisa memunculkan hal-hal yang tak diharapkan regulator, seperti harga barang yang terlampau tinggi serta terhalangnya perusahaan lain yang ingin masuk ke pasar. Sehingga, iklim kompetisi tidak bisa diterapkan.

Dari pertengahan era '80an, Tirole tertarik untuk melakukan riset di bidang ekonomi, seperti kegagalan pasar. Akademisi ini juga memberikan penjelasan mengenai bagaimana pemerintah di berbagai negara melakukan deal terkait dengan kegiatan merger perusahaan dan kelompok kartel, serta bagaimana pemerintah seharusnya melakukan regulasi.

"Dalam rangkaian artikel dan buku yang ditulisnya, Jean Tirole telah menghadirkan kerangka kerja dalam mendesain kebijakan dan mengaplikasikan itu ke dalam sejumlah sektor industri, mulai dari telekomunikas hingga perbankan," lanjut Royal Swedish Academy of Sciences.

Menanggapi kemenangan Tirole, ekonom dari Harvard University Philippe Aghion menilai hasil kerja yang dilakukan pemenang Nobel EKonomi itu sangat bermanfaat bagi pemerintah berbagai negara dalam melakukan regulasi kepada industri, utamanya dalam meregulasi perbankan pasca-krisis finansial global 2008. "Tirole merupakan orang terdepan dalam domain ini," kata Aghion.

Pada sebuah wawancara tahun 2012, Tirole menyebutkan bahwa krisis finansial 2008 lebih banyak disebabkan oleh kegagalan pemerintah meregulasi industri.

Seiring dengan pengumuman pemenang Nobel Ekonomi, lengkap sudah pengumuman para pemenang Nobel tahun 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com